Garuda Indonesia merugi US$ 99,1 juta kuartal I



JAKARTA. Maskapai Garuda Indonesia mengalami kerugian sebesar 99,1 juta dollar AS dalam Kuartal I 2017 atau anjlok 11.969 % dari periode sama 2016.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury dalam paparan kinerja keuangan Kuartal I 2017 di Jakarta, Jumat (28/4) menjelaskan bahwa kerugian tersebut disebabkan sejumlah faktor, di antaranya biaya operasi yang naik 21,3 %, terutama bahan bakar yang melonjak 54 % dari 189,8 juta dollar AS pada Kuartal I 2016 menjadi 292,3 juta dollar AS dalam periode sama 2017.

"Penyebab net loss (rugi bersih) 99,1 juta dollar AS karena dalam satu tahun kemarin peningkatan pengeluaran untuk bahan bakar," katanya.


Selain itu, dia menambahkan biaya lainnya juga menyumbang kurang baiknya kinerja Kuartal I 2017 tersebut, di antaranya pengeluaran pelayanan di pesawat (inflight service), sistem reservasi, peningkatan jumlah penumpang dan lain-lain sebesar 16,3 % dari 403,4 juta dollar AS Kuartal I 2016 menjadi 469,1 % pada Kuartal I 2017.

Adapun, pengeluaran yang disumbang dari rental pesawat, yaitu 4,2 % dari 246,9 juta dollar AS pada Kuartal I 2016 menjadi 257,4 juta dollar AS pada Kuartal I 2017.

"Tapi yang paling berpengaruh itu karena bahan bakar karena komposisinya 20 sampai 25 % dari total konsumsi," katanya.

Total pengeluaran pada Kuartal I 2017, yaitu 1,02 miliar dollar AS atau meningkat 21,3 % dari periode sama tahun lalu, yaitu 840,1 juta dollar AS.

"Tren industri penerbangan dunia yang cenderung menurun selama lima tahun terakhir ini serta daya beli masyarakat yang cenderung melemah di awal tahun ini, berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan yang terus tertekan," katanya.

Untuk itu, lanjut Pahala, akan melakukan lima langkah strategis, yaitu optimalisasi biaya penerbangan, optimalisasi rute, mendayagunakan anak perusahaan, memangkas biaya secara signifikan dan mensinergikan sistem manajemen pendapatan.

"Kondisi kinerja keuangan perusahaan pada kuartal pertama 2017 dapat dikatakan masih jauh dari target yang telah ditetapkan, sehingga perlu dilakukan berbagai terobosan guna menghasilkan pertumbuhan positif yang berkesinambungan, berkelanjutan dan solid," katanya.

Namun, dia menuturkan Garuda mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang hingga 8,4 % dengan peningkatan pertumbuhan internasional 26,1 % dibandingkan Kuartal I 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto