KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air sempat kembali mesra pada awal Oktober 2019. Kedua maskapai rujuk dan Garuda Indonesia kembali memberikan fasilitas perawatan pesawat Sriwijaya Air di bengkel GMF. Namun sebulan setelah rujuk, hubungan kedua maskapai kembali memburuk. Garuda Indonesia Group tak lagi memberi dukungan kepada Sriwijaya Air, termasuk perawatan pesawat. Mantan Dirut Sriwijaya Air hasil Kerja Sama Manajemen (KSM) Joseph Saul mengungkapkan setelah perjanjian kerja sama tersebut, Garuda Indonesia Group memegang kendali 100 persen operasional Sriwijaya Air. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki performa operasional dan keuangan yang saat itu memburuk. "Posisi direktur utama, direktur operasional, direktur keuangan diisi dari Garuda Indonesia Group sesuai dengan perjanjian. Namun dalam perjalanannya, pihak pemegang saham Sriwijaya Air meminta agar komposisi direksi 50:50. Ini yang tidak disetujui oleh Garuda Indonesia Group," jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu (10/11/2019).
Garuda Indonesia: Pemegang saham Sriwijaya terlalu intervensi direksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air sempat kembali mesra pada awal Oktober 2019. Kedua maskapai rujuk dan Garuda Indonesia kembali memberikan fasilitas perawatan pesawat Sriwijaya Air di bengkel GMF. Namun sebulan setelah rujuk, hubungan kedua maskapai kembali memburuk. Garuda Indonesia Group tak lagi memberi dukungan kepada Sriwijaya Air, termasuk perawatan pesawat. Mantan Dirut Sriwijaya Air hasil Kerja Sama Manajemen (KSM) Joseph Saul mengungkapkan setelah perjanjian kerja sama tersebut, Garuda Indonesia Group memegang kendali 100 persen operasional Sriwijaya Air. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki performa operasional dan keuangan yang saat itu memburuk. "Posisi direktur utama, direktur operasional, direktur keuangan diisi dari Garuda Indonesia Group sesuai dengan perjanjian. Namun dalam perjalanannya, pihak pemegang saham Sriwijaya Air meminta agar komposisi direksi 50:50. Ini yang tidak disetujui oleh Garuda Indonesia Group," jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu (10/11/2019).