KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan beban avtur memberikan tekanan berat bagi PT Garuda Indonesia Tbk. Pasalnya, pengeluaran perusahaan untuk avtur sudah meningkat 12% dibanding tahun lalu dari US$ 571,1 juta di semester I-2017 menjadi US$ 639,7 juta di semester I-2018. Beban avtur sendiri memakan sekitar 30% dari total pengeluaran perusahaan di semester I 2018. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury agaknya pesimis dengan target perusahaan di awal tahun yang menginginkan agar Garuda Indonesia bisa membukukan laba sebesar US$ 10 juta di tahun ini. “Tantangan utamanya, fuel. Beban fuel yang meningkat signifikan juga akan berpengaruh terhadap bagaimana apakah kita bisa break even di tahun ini atau tidak,” katanya, Senin (30/7).
Garuda Indonesia pesimis bisa peroleh laba US$ 10 juta di tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan beban avtur memberikan tekanan berat bagi PT Garuda Indonesia Tbk. Pasalnya, pengeluaran perusahaan untuk avtur sudah meningkat 12% dibanding tahun lalu dari US$ 571,1 juta di semester I-2017 menjadi US$ 639,7 juta di semester I-2018. Beban avtur sendiri memakan sekitar 30% dari total pengeluaran perusahaan di semester I 2018. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury agaknya pesimis dengan target perusahaan di awal tahun yang menginginkan agar Garuda Indonesia bisa membukukan laba sebesar US$ 10 juta di tahun ini. “Tantangan utamanya, fuel. Beban fuel yang meningkat signifikan juga akan berpengaruh terhadap bagaimana apakah kita bisa break even di tahun ini atau tidak,” katanya, Senin (30/7).