Garuda Indonesia targetkan efisiensi US$ 250 juta



JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan mengandalkan strategi efisiensi untuk bisa mencetak pertumbuhan bisnis. Perusahaan pelat merah ini menargetkan bisa melakukan efisiensi hingga US$ 250 juta tahun ini.

GIAA menargetkan pendapatan bisa tumbuh sekitar 10-11% di tahun ini, begitu juga dengan target pertumbuhan kapasitas. Sementara sepanjang tahun 2016, GIAA hanya mampu mengantongi laba bersih US$ 9,4 juta, merosot dari 88% dari tahun 2015 yang tercatat sebesar US$ 78 juta. Namun pendapatannya masih tercatat tumbuh1,3% dari US$ 3,81 miliar menjadi US$ 3,86 miliar tahun 2016.

M Arief Wibowo, Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan, anjloknya kinerja perusahaan disebabkan oleh penurunan yield karena persaingan harga yang sangat ketat.


"Di Asia Pasifik, traffic memang meningkat dari 2012-2016 dari 511 juta menjadi 832 juta tetapi yield mengalami tekanan luar biasa yang tadinya 9,6% per kilometer (km) menjadi 8,7 % kemudian sampai 6,2% saat ini. Sementara Garuda tahun 2012 yieldnya masih 9,7% dan tahun 2016 turun menjadi 6,9%,"Jelas Arief di Jakarta, Rabu (22/3).

Untuk menghadapi penurunan yield tersebut, Garuda akan melakukan strategi efisiensi seperti yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Pertama, Garuda akan melakukan efisiensi dari sisi flight cost. Arief mengatakan, pihaknya akan fokus melakukan renegosiasi inventory cost, insurance cost dan maintenance reserve cost

Kedua, Garuda akan melakukan efisiensi dari sisi overhead cost. Perusahaan akan membangun satu sistem IT bagi bagi Garuda maupun Citilink. "Kami akan restrukturisasi model kantor cabang agar efisiensi," kat Arief.

Ketiga, efisiensi dari sisi rute. Seluruh rute yang sensitif terhadap harga yang digarap Garuda selama ini akan diserahkan ke Citilink sebagai maskapai yang difokuskan menggarap segmen low cost carriers. Sedangkan strategi keempat adalah efisiensi dari sisi sales and marketing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini