Garuda Indonesia: Volume penerbangan naik, tapi pelemahan rupiah menekan keuntungan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan antara International Monetary Fund (IMF) dan World Bank akan segera berlangsung dalam waktu dekat, yakni pada tanggal 8 Oktober-14 Oktober di Bali.

Tak ingin melewatkan kesempatan ini, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Ari Askhara mengatakan, Garuda telah mempersiapkan extra flight inbound/outbound Denpasar dengan rata-rata penerbangan 7 kali per hari selama sebelum dan sesudah event.

Hingga saat ini dampak event internasional ini sudah terlihat, dengan adanya peningkatan penumpang pada beberapa rute inbound Denpasar yang sudah mencapai sekitar 20% termasuk peningkatan business class. Ari menambahkan, target selama event ini diperkirakan berdampak pada pendapatan sekitar 4% dari pendapatan bulanan seluruh inbound/outbound route Denpasar.


Sementara itu Ari mengatakan, keuntungan dari event ini sangat relatif bagi penyedia jasa transportasi. Pasalnya, kenaikan volume ini terjadi di tengah kenaikan harga minyak dan kurs pelemahan rupiah. "Volumenya pasti meningkat, kalau keuntungan relatif karena harga minyak lagi naik," kata Ari, Rabu (3/10).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, GIAA sangat menarik dan akan diuntungkan dengan adanya event ini, sebab GIAA tengah berupaya menambahkan jalur penerbangan dan juga fasilitas penerbangan. "Tentu saja pelaku pasar bisa membagi portofolionya pada saham tersebut," kata William.

William merekomendasikan GIAA dengan target harga Rp 250 untuk jangka pendek sekitar satu bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati