Garuda Metalindo (BOLT) Kejar Target Penjualan di Sisa Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Metalindo Tbk optimistis bisa mengejar pertumbuhan penjualan dibanding realisasi tahun 2021. Emiten komponen otomotif dengan kode saham BOLT tersebut mengejar target penjualan Rp 1,43 triliun dengan laba bersih konsolidasian Rp 70 miliar di sisa tahun berjalan 2022 ini.

“Penjualan memang diproyeksikan naik cukup besar 20% lebih, namun dari sisi profitabilitas ada tertekan dampak dari kenaikan material terutamanya,” ungkap Corporate Secretary BOLT, Anthony Wijaya saat dihubungi Kontan.co.id usai acara public expose perusahaan, Kamis (24/11).

Sebagai pembanding, BOLT membukukan penjualan neto Rp 1,18 triliun di sepanjang tahun 2021 dengan laba bersih konsolidasi Rp 82,7 miliar. Dus, target penjualan BOLT tahun ini melampaui realisasi tahun lalu, sementara target laba konsolidasian perusahaan ditetapkan lebih rendah dibanding realisasi tahun 2021. 


Sepanjang Januari-September 2022 lalu, BOLT sudah membukukan penjualan neto sebesar Rp 1,03 triliun, naik 23,27% dibanding realisasi penjualan Januari-September 2021 yang berjumlah Rp 837,81 miliar.

Baca Juga: Menilik Target Penjualan Campina Ice Cream (CAMP) Hingga Akhir Tahun

Kenaikan tersebut dibarengi oleh kenaikan pengeluaran pada sejumlah pos beban. Misalnya saja beban penjualan yang naik 27,85% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula Rp 693,31 miliar di Januari-September 2021 menjadi Rp 886,42 miliar di Januari-September 2022, serta beban usaha yang naik 31,30% YoY dari Rp 70,43 miliar di Januari-September 2021 menjadi Rp 92,47 miliar di Januari-September 2022. 

Dari hasil penjualan tersebut, BOLT mengantongi laba neto konsolidasian sebesar Rp 31,17 miliar, turun 28,06% dibanding realisasi Januari-September 2021 yang mencapai Rp 43,33 miliar.

Menurut Anthony, permintaan pasar memang sedang baik belakangan. Beberapa faktor yang menurutnya mendorong kinerja penjualan perusahaan di antaranya percepatan pemulihan ekonomi Indonesia disertai dengan perpanjangan kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sampai dengan kuartal III 2022.

Sedikit informasi, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memang menunjukkan bahwa penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) sampai dengan kuartal ketiga tahun 2022 tumbuh sebesar 20,82% menjadi 758.218 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.

Salah satu faktor lainnya yang juga diyakini turut memacu kinerja penjualan perusahaan ialah adanya Peraturan Presiden No.18 Tahun 2020 yang mendorong kenaikan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di setiap sektor usaha.

Asal tahu, menurut catatan manajemen, BOLT telah mendapatkan banyak permintaan atas produk-produk baru oleh pelanggan lama dan juga pelanggan baru yang terdampak oleh kebijakan pemerintah dalam menjalankan program peningkatan TKDN tersebut.

Meski begitu, di sisi lain, BOLT juga menghadapi tantangan seperti misalnya kenaikan harga material, biaya operasional untuk peremajaan fasilitas produksi, dan nilai tukar mata uang asing yang berfluktuasi di tahun 2022.

Baca Juga: Tigaraksa Satria (TGKA) Raih Pendapatan Rp 9,71 Triliun hingga Kuartal III

“Juga ada beberapa biaya tidak terduga seperti program cost reduction dari pelanggan dan juga beberapa biaya impor di tengah tahun di mana ada sedikit kendala pengiriman bahan baku dari luar negeri,” imbuh Anthony.

Prospek 2023

Anthony optimistis, prospek bisnis di tahun 2023 masih cerah. Program peningkatan TKDN yang dituangkan lewat Peraturan Presiden No.18 Tahun 2020 dipercaya Anthony bakal lebih terasa dampaknya pada kinerja BOLT tahun depan, sebab produk-produk anyar BOLT baru akan memasuki tahapan produksi massal di tahun 2023. 

Hanya saja, ia mengaku belum bisa membagikan target kinerja keuangan perusahaan untuk tahun buku 2023 lantaran angkanya  masih difinalisasi. Sejauh ini, BOLT belum memiliki rencana ekspansi yang signifikan untuk tahun depan.

“Untuk menunjang pertumbuhan tahun depan, dengan kapasitas dan fasilitas yang kami miliki pada saat ini direncanakan masih cukup. Jadi belum ada rencana ekspansi yang signifikan di tahun depan,” tutur Anthony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi