Garuda Metalindo (BOLT) Pacu Penjualan di Sisa Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen fastener dan komponen kendaraan bermotor, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) masih optimistis dapat membukukan pertumbuhan penjualan positif sampai tutup tahun nanti. Optimisme tersebut didukung oleh kenaikan penjualan pada kuartal III-2024 dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Direktur Garuda Metalindo Anthony Wijaya menuturkan, penjualan pada kuartal ketiga (Juli-September) mengalami kenaikan sebesar 19,6% QoQ dan 10,4% YoY. Berbekal pertumbuhan positif tersebut, BOLT berharap akan berlanjut di kuartal keempat ini. 

“Di penutupan tahun ini, Perseroan masih optimis dapat membukukan pertumbuhan penjualan yang positif dengan dukungan dari pertumbuhan penjualan di kuartal IV-2024,” ungkap Anthony, kepada Kontan.co.id, Rabu (27/11). 


Sebagai gambaran, penjualan BOLT memang mengalami penyusutan 2,65% YoY menjadi Rp 1,10 triliun selama Januari-September 2024. 

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BOLT juga berkurang 37,35% YoY menjadi Rp 66,07 miliar. 

Baca Juga: Hinabi Optimistis Produksi Alat Berat Capai 8.000 Unit di Tahun 2024

Menurut Anthony, penjualan terlihat mengalami penurunan karena penjualan di semester I-2023 yang lebih tinggi atau high base yang disebabkan oleh disrupsi rantai pasok yang terjadi di semester I-2022. 

Kondisi itu membuat Garuda Metalindo mendapatkan permintaan yang tinggi sebagai imbas dari terselesaikannya isu rantai pasok tersebut.

Untuk menutup tahun 2024, BOLT berupaya memaksimalkan penjualan, baik lokal maupun ekspor dengan mencari dan memanfaatkan peluang yang ada. 

Dengan adanya regulasi pemerintah dalam pembatasan impor di Indonesia dan kebijakan TKDN, BOLT bisa memanfaatkannya dengan menyediakan produk kepada perusahaan-perusahaan baik di industri otomotif maupun industri lainnya. 

Baca Juga: Garuda Metalindo (BOLT) Genjot Kinerja di Pengujung Tahun

“Selain itu, dengan kondisi Amerika Serikat, BOLT dapat mengambil kesempatan untuk menyediakan produk yang dimintakan oleh perusahaan-perusahaan yang mengalami kendala pasokan akibat kebijakan tarif impor dari China,” tambahnya.

Manajemen BOLT juga sudah mempersiapkan strategi untuk tahun 2025, di antaranya memperluas pangsa pasar ekspor dan meningkatkan penjualan  domestik, baik untuk sektor otomotif maupun sektor lainnya seperti infrastruktur, alat berat, dan industri umum dengan mengambil peluang kebijakan TKDN dan larangan impor terbatas. 

“Tujuan ekspor BOLT adalah negara-negara dengan jumlah produksi otomotif terbesar di dunia, seperti Jerman, India, Meksiko dan Amerika Serikat dengan memanfaatkan jaringan kami untuk menghubungkan dan menjalin kerja sama di tingkat internasional,” tandas Anthony.

Selanjutnya: Sri Mulyani: Investasi di KEK Rp 205,2 Triliun Berhasil Serap 132.227 Tenaga Kerja

Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Gencatan Senjata Timur Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati