JAKARTA. Maskapai nasional PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA), berencana mengambil alih sejumlah rute PT Merpati Nusantara Airlines, seperti Sumbawa besar dan Sumatera Utara. Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar mengatakan, meskipun mengambil alih rute Merpati, namun Garuda Indonesia memastikan tidak akan mengoperasikan pesawat milik Merpati. “Kita tidak bisa pakai pesawat yang sertifikasinya non FAA (Federal Aviation Administration), ada tipe yang tidak bisa pakai,” kata Emir ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (7/5). Namun, dia mengatakan, tidak tertutup kemungkinan Garuda Indonesia akan menggunakan pilot-pilot Merpati. “Tentu kita selalu terbuka, direktur operasi kita sama direktur operasi Merpati sudah banyak bicara,” imbuhnya. Emir menambahkan, bandara di Sumbawa besar adalah berupa bandara ber-runway pendek. Oleh karena itu, hanya bisa diterbangi oleh pesawat jenis ATR. Dia mengatakan, saat ini Garuda Indonesia tengah menunggu enam unit pesawat ATR yang akan masuk tahun ini. Namun, karena Sumbawa besar dan juga Sumatera Utara merupakan destinasi baru, maka Garuda Indonesia harus mengalokasikan ulang armadanya untuk menerbangi rute-rute tersebut. Sebelumnya, ditemui usai rapat pimpinan Kementerian BUMN di Kantor Jasindo, Rabu (30/4/2014), Menteri BUMN Dahlan Iskan menyampaikan, sebagian rute Merpati seperti Sumbawa besar akan diambil alih oleh Garuda Indonesia. Dia juga mengatakan, sayangnya, hal itu tidak dibarengi dengan pengoperasian pesawat Merpati. “Garuda Indonesia takut reputasinya jatuh karena pesawat Merpati tidak bersertifikat FAA),” kata Dahlan. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Garuda pertimbangkan pakai pilot Merpati
JAKARTA. Maskapai nasional PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA), berencana mengambil alih sejumlah rute PT Merpati Nusantara Airlines, seperti Sumbawa besar dan Sumatera Utara. Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar mengatakan, meskipun mengambil alih rute Merpati, namun Garuda Indonesia memastikan tidak akan mengoperasikan pesawat milik Merpati. “Kita tidak bisa pakai pesawat yang sertifikasinya non FAA (Federal Aviation Administration), ada tipe yang tidak bisa pakai,” kata Emir ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (7/5). Namun, dia mengatakan, tidak tertutup kemungkinan Garuda Indonesia akan menggunakan pilot-pilot Merpati. “Tentu kita selalu terbuka, direktur operasi kita sama direktur operasi Merpati sudah banyak bicara,” imbuhnya. Emir menambahkan, bandara di Sumbawa besar adalah berupa bandara ber-runway pendek. Oleh karena itu, hanya bisa diterbangi oleh pesawat jenis ATR. Dia mengatakan, saat ini Garuda Indonesia tengah menunggu enam unit pesawat ATR yang akan masuk tahun ini. Namun, karena Sumbawa besar dan juga Sumatera Utara merupakan destinasi baru, maka Garuda Indonesia harus mengalokasikan ulang armadanya untuk menerbangi rute-rute tersebut. Sebelumnya, ditemui usai rapat pimpinan Kementerian BUMN di Kantor Jasindo, Rabu (30/4/2014), Menteri BUMN Dahlan Iskan menyampaikan, sebagian rute Merpati seperti Sumbawa besar akan diambil alih oleh Garuda Indonesia. Dia juga mengatakan, sayangnya, hal itu tidak dibarengi dengan pengoperasian pesawat Merpati. “Garuda Indonesia takut reputasinya jatuh karena pesawat Merpati tidak bersertifikat FAA),” kata Dahlan. (Estu Suryowati)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News