Garuda siap bangun hanggar di Bintan dan Batam



JAKARTA. PT Garuda Maintenance Fasility (GMF) Aeroasia berencana mengembangkan bisnisnya di kota lain. Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) itu bakal menyewa lahan milik pemerintah daerah Bintan untuk membangun hanggar perawatan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) di sana.

GMF melihat bahwa potensi MRO di Bintan sangat besar. GMF bakal lebih membidik pelanggan maskapai dari luar negeri. "Rencananya, kami akan membangun sendiri. Arahnya untuk pihak ketiga (pelanggan luar negeri)," ujar Richard Budihadianto, Direktur Utama GMF Aeroasia kepada KONTAN, Jumat (10/5).

GMF tidak akan setengah-setengah membangun hanggar ini. Richard menggambarkan, perusahaan pemeliharaan pesawat di Singapura membutuhkan lahan seluas 60 ha untuk membangun MRO. Tapi, GMF bakal memakai lahan dua kali lipat, yakni 150 ha, untuk fasilitas MRO.


Walau belum mengetahui besaran angka investasinya, melihat pengalaman untuk membangun sebuah MRO selama ini, setidaknya dibutuhkan dana mencapai US$ 50 juta. "Itu sudah termasuk lahan," imbuh Richard. Untuk membangun hanggar di Bintan ini, GMF menargetkan pembangunan akan rampung pada 2016 mendatang.

Selain Bintan, GMF juga melirik peluang membangun hanggar MRO di Batam. Maklum, saat ini, renovasi Bandara Hang Nadim di Batam yang telah rampung. Karena itu, Richard juga melihat Batam memiliki potensi yang sangat besar untuk dibangun MRO juga lantaran lokasinya sangat strategis. "Kami harus mendapat izin terlebih dahulu," tuturnya. Saat ini, GMF terus melakukan pembicaraan sekaligus memantau potensi pasar ke depan.

Meski begitu, Richard tidak menampik bahwa MRO di dua lakasi tersebut memiliki kemungkinan untuk dibangun secara bersamaan. Jika GMF bisa membangun MRO di kedua lokasi tersebut, keduanya akan dijadikan MRO khusus pelanggan luar negeri.

Jika rencana itu terwujud, MRO yang dimiliki GMF di Cengkareng akan dijadikan MRO khusus pelanggan domestik. "Banyak pelanggan luar negeri dari utara lebih dekat ke situ dibandingkan harus ke Cengkareng," imbuh Richard.

Asal tahu saja, tahun ini, Richard memperkirakan, nilai pasar MRO di Indonesia mencapai US$ 950 juta. Saat ini, pemainnya hanya dua, yakni MRO milik Garuda dan Merpati.

Oleh karena itu, saat ini, GMF juga tengah membangun MRO keempat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, yang menelan dana sekitar Rp 500 miliar. Tergetnya, MRO seluas 64.000 m² ini akan rampung pada pertengahan 2014 mendatang. Sebelumnya, GMF telah memiliki tiga MRO dengan total kapasitas 25 pesawat.

GMF merupakan salah satu anak usaha Garuda Indonesia yang dipersiapkan untuk go public. Total saham yang mungkin akan dilepas dalam IPO nanti sekitar 10% hingga 20%. Jika persiapan lancar, penawaran saham perdana itu dapat dilakukan pada semester II-2013 mendatang. GMF mengincar dana sebesar US$ 100 juta dari rencana ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro