JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah mencari pinjaman untuk melunasi utangnya yang jatuh tempo tahun ini. Total utang Garuda yang jatuh tempo dan akan dilunasi tersebut sekitar US$ 350 juta. Untuk melunasinya, perusahaan pelat merah ini berencana mencari pinjaman dari 3 bank asing. "Ini hal yang sangat biasa, yang penting kita punya kepercayaan yang tinggi dari bank sehingga bisnis kita bisa ditopang oleh mereka," ujar Arif Wibowo, CEO PT Garuda Indonesia Tbk di Jakarta, Selasa (24/3).
Adapun ketiga bank yang dimaksud adalah National Bank of Abu Dhabi (NBAD), Dubai Islamic Bank (PJSC) dan BII-Maybank. NBAD dan PJSC sudah terlebih dahulu memberikan pinjaman masing-masing US$ 200 juta. Sedangkan BII-Maybank baru mengucurkan kredit hari ini (24/3). Dalam penandatanganan perjanjian kerja sama yang berlangsung tadi pagi, Garuda Indonesia memperoleh fasilitas pembiayaan syariah senilai US$ 100 juta dengan masa pendanaan 1 tahun. IGN Askhara Danadiputra, Direktur Keuangan, Resiko dan Teknologi Informasi PT Garuda Indonesia Tbk mengatakan, kredit terbaru dari BII-Maybank akan menjadi bridging loan senilai US$ 500 juta. Menurut Askhara, perusahaannya akan mulai melakukan penarikan pinjaman tersebut pada pekan depan. "Ini untuk melunasi utang sampai dengan Juni," ujarnya. Setelah bridging loan ini, perusahaan penerbangan ini akan menerbitkan sukuk global pada Mei nanti. Sukuk global terbesar sepanjang sejarah Garuda Indonesia itu nantinya akan digunakan untuk melunasi bridging loan yang sudah dilakukan sebelumnya. Hingga saat ini, maskapai penerbangan kebanggan Indonesia ini masih menunggu audit laporan keuangan kuartal I -2015 sebelum memulai pencarian sukuk global tersebut.