Garuda spin off Citilink di kuartal 1 2012



JAKARTA. Niatan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memisahkan unit usaha Citilink menjadi perusahaan tersendiri semakin dekat dengan kenyataan. Manajemen Garuda memastikan proses spin off bakal berlangsung di kuartal satu 2012 nanti.

Maskapai nasional tersebut juga siap menyuntikkan dana sekitar Rp 100 miliar sebagai modal awal bagi PT Citilink. Rencanaya, dana tersebut akan diambil dari kas internal Garuda.

Dengan demikian, nantinya total modal awal Citilink akan mencapai Rp 200 miliar. Sisa modal, Rp 100 miliar, berasal dari modal yang disetor pada 2009.


Direktur Keuangan GIAA Elisa Lumbantoruan menuturkan, proses spin off akan memudahkan Citilink untuk berekspansi. Pasalnya Citilink akan lebih mudah mengambil keputusan, tanpa harus menunggu persetujuan dari perusahaan induknya. "Citilink akan jadi lebih independen," kata Elisa.

Perusahaan penerbangan low cost tersebut antara lain akan menyewa lima pesawat baru. Dari kelima pesawat tersebut, empat di antaranya akan diterima Citilink tahun ini. Sementara sisanya akan diterima di kuartal pertama 2012.

Nilai investasi untuk setiap pesawat mencapai US$ 750.000 untuk security deposit. "Untuk biaya sewa sekitar US$ 250.000 per bulan," tutur Elisa, Rabu (3/8).

Dengan tambahan empat pesawat tahun ini, total armada Citilink menjadi sembilan pesawat. Lima pesawat lainnya adalah pesawat milik Garuda.

Selain itu, GIAA juga nantinya akan mendorong anak usahanya tersebut melakukan penawaran saham perdana. Manajemen perusahaan penerbangan pelat merah tersebut memperkirakan Citilink bisa melakukan initial public offering (IPO) paling lambat 2015. Tapi ada peluang, IPO Citilink akan digelar lebih cepat dari itu.

Nantinya setelah IPO Citilink akan terus memperkuat armadanya. Pada 2014 nanti rencananya Citilink akan mulai membeli pesawat Airbus 320s baru. Total pesawat yang akan dibeli sebanyak 25 pesawat. "Satu pesawat Airbus nilainya sekitar US$ 40 juta," kata Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia.

Citilink akan mendanai penambahan armada dari operating cashflow perseroan. "Atau bisa juga menggunakan dana hasil initial public offering," terang Elisa.

Manajemen GIAA memastikan aksi spin off Citilink tidak akan berdampak terhadap kinerja perseroan ini. Pasalnya, sementara ini 100% kepemilikan Citilink masih dikuasai GIAA.

Kontribusi naik

Justru dengan spin off ini kontribusi Citilink terhadap kinerja GIAA bakal semakin besar. Elisa menuturkan saat ini kontribusi Citilink terhadap GIAA belum signifikan. Sekadar gambaran, dari 7,9 juta penumpang Garuda, penumpang Citilink hanya sekitar 730.000 orang.

GIAA memproyeksikan, di 2012 kontribusi Citilink terhadap pendapatan GIAA bisa meningkat sampai 5%. Lalu, setelah penambahan armada, kontribusi Citilink terhadap pendapatan GIAA akan mencapai 30% di 2015.

Sedang untuk tahun ini Citilink diproyeksikan bisa memberi kontribusi sebanyak dua juta penumpang. "Semester dua itu selalu lebih ramai, dan ada tambahan kapasitas dari pesawat baru," kata Emirsyah. Secara keseluruhan, GIAA memperkirakan jumlah penumpang sepanjang 2011 bisa mencapai 12 juta penumpang.

GIAA juga masih melanjutkan proses kuasi reorganisasi. Maskapai penerbangan ini menargetkan aksi bersih-bersih laporan keuangan ini bisa selesai di kuartal satu 2012 nanti. Dengan kuasi reorganisasi, GIAA berharap bisa membersihkan defisit Rp 7,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie