Garuda targetkan nilai grup capai US$ 3,5 miliar di tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka memperkuat kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara berkelanjutan, Garuda Indonesia bersama jajaran anak perusahaan menjalankan strategi bisnis jangka panjang bertajuk Garuda Indonesia Group (Sky Beyond 3.5).

Strategi tersebut akan menjadi value-driven aviation group dengan pencapaian target value group sebesar US$ 3,5 miliar pada tahun 2020.

Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan, Garuda Indonesia telah merumuskan lima strategi untuk menjalankan visi dan target tersebut.


"Strategi tersebut terdiri dari lima aspek, antara lain Consolidate & Optimize Strategic Asset, dan World-class Customer Centricity." kata Helmi dalam keterangan resminya, Selasa (23/1).

Ketiga, Agile, Efficient, dan Digitized. Keempat, Broaden Revenue Beyond Care, dan kelima adalah Partnership and Create Portofolio Value

Sejalan dengan komitmen strategi kinerja positif perusahaan, perusahaan menargetkan capaian pendapatan perusahaan sebesar US$ 4,9 miliar pada tahun ini.

Hal tersebut menyusul aksi korporasi perseroan melalui upaya peningkatan kapasitas produksi sebesar 13% - 15% yang ditunjang oleh upaya optimalisasi rute dan peningkatan kapasitas armada.

Peningkatan kapasitas produksi tersebut salah satunya juga dilakukan dengan meningkatkan utilitas pesawat yang pada tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit di tahun 2018.

Sementara itu, Direktur Operasi Capt Triyanto Moeharsono yang turut hadir pada kesempatan tersebut mengatakan tahun ini maskapai akan meningkatkan level pelayanan yang salah satu indikator keberhasilan adalah on time performance (OTP) / tingkat ketepatan waktu yang ditargetkan mencapai 91% pada tahun 2018 ini.

"Kami juga aktif berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura maupun AirNav, untuk memastikan kelancaran operasional layanan penerbangan, khususnya untuk menunjang capaian OTP layanan penerbangan Garuda Indonesia yang lebih baik lagi" ujarnya.

“Adapun pada tahun ini Garuda Indonesia juga berhasil menekan trend incident rate hingga 0,329 per 1000 flight jauh di bawah total batas maksimum incident rate sebesar 0,700”, tegas Triyanto.

Selain itu, untuk mendukung upaya maksimalisasi kinerja pendapatan perusahaan, Garuda Indonesia juga akan memaksimalkan beberapa pendapatan di luar bisnis layanan penerbangan, di antaranya adalah bisnis kargo maupun lini perusahaan lainnya seperti GMF AeroAsia dan Aerowisata yang akan terus dimaksimalkan melalui komitmen kerja sama dengan mitra global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia