JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) siap mendarat di bandara alternatif, jika sebaran debu dan awan panas Gunung Merapi sudah tidak memungkinkan pesawatnya mendarat di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.Senior Manager Communications Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menjelaskan, sampai saat ini maskapainya masih melayani rute Jakarta-Yogyakarta seperti biasa."Sampai saat ini kondisi masih aman, kami melayani delapan kali penerbangan per hari Jakarta-Yogyakarta menggunakan Boeing 737-800," kata Ikhsan, Rabu (27/10).Garuda menurutnya terus berkordinasi dengan BMKG dan PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandara Adi Sutjipto terkait status kondisi penerbangan dari dan menuju kota Gudeg tersebut."Sejauh ini pihak bandara sudah menerbitkan Notam untuk menjadi perhatian pilot. Semua informasi yang diberikan terkait Yogyakarta kami jadikan acuan. Kalaupun suatu waktu pihak regulator mengharuskan kami mendarat di bandara alternatif karena kondisi tidak memungkinkan untuk mendarat di Yogyakarta maka akan kami laksanakan," imbuhnya.Dua bandara yang menurut Ikhsan kemungkinan besar akan dijadikan alternatif pendaratan adalah Semarang dan Solo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Garuda tunggu instruksi mendarat di bandara alternatif
JAKARTA. PT Garuda Indonesia (Persero) siap mendarat di bandara alternatif, jika sebaran debu dan awan panas Gunung Merapi sudah tidak memungkinkan pesawatnya mendarat di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.Senior Manager Communications Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menjelaskan, sampai saat ini maskapainya masih melayani rute Jakarta-Yogyakarta seperti biasa."Sampai saat ini kondisi masih aman, kami melayani delapan kali penerbangan per hari Jakarta-Yogyakarta menggunakan Boeing 737-800," kata Ikhsan, Rabu (27/10).Garuda menurutnya terus berkordinasi dengan BMKG dan PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandara Adi Sutjipto terkait status kondisi penerbangan dari dan menuju kota Gudeg tersebut."Sejauh ini pihak bandara sudah menerbitkan Notam untuk menjadi perhatian pilot. Semua informasi yang diberikan terkait Yogyakarta kami jadikan acuan. Kalaupun suatu waktu pihak regulator mengharuskan kami mendarat di bandara alternatif karena kondisi tidak memungkinkan untuk mendarat di Yogyakarta maka akan kami laksanakan," imbuhnya.Dua bandara yang menurut Ikhsan kemungkinan besar akan dijadikan alternatif pendaratan adalah Semarang dan Solo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News