GarudaFood terbang menuju pasar saham



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada paruh kedua 2018, beberapa perusahaan siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu yang ditunggu adalah GarudaFood. Perusahaan ini sudah melakukan pendaftaran tahap awal untuk menggelar initial public offering (IPO) pada tahun ini.

Memang, rencana Garudafood untuk masuk masuk ke pasar saham dalam negeri sudah lama terdengar. Kepada Kontan.co.id, Chairman GarudaFood Sudhamek Agung Waspodo Sunyoto, mengatakan, perusahaan produsen makanan ringan ini sudah menargetkan untuk melepas 10% saham yang ditempatkan dan setor penuh.

Nilai IPO GarudaFood yang sempat beredar sejak tahun lalu dikabarkan mencapai US$ 200 juta. Jika menghitung kurs rupiah yang kini ada di level Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat, GarudaFood dapat mengantongi dana segar mencapai Rp 2,8 triliun dari hajatan ini.


Perusahaan ini juga telah menunjuk Indopremier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi untuk aksi korporasi tersebut. Perusahaan barang konsumer ini kemungkinan bakalan menggelar mini expose di BEI pekan depan.

Meski baru akan mencatatkan diri di BEI, tapi perusahaan yang memiliki produk Kacang Garuda tersebut sudah tak asing dengan pasar modal. Perusahaan ini sudah pernah beberapa kali mencari pendanaan melalui pasar modal, dengan menerbitkan surat utang jangka pendek atawa medium term notes (MTN).

Mengutip data Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI), perusahaan ini telah melakukan penerbitan MTN sebanyak tiga kali. Pertama, terjadi pada 2005, dengan menerbitkan dua seri yang masing-masing senilai Rp 25 miliar dan Rp 20 miliar. Saat itu Garudafood mematok tingkat bunga sebesar 13,5%.

GarudaFood kembali menerbitkan MTN pada 2015. Saat itu, perusahaan yang memiliki brand Chocolatos tersebut menerbitkan MTN dengan delapan seri. Total pendanaan yang diperoleh dari MTN tersebut adalah sebesar Rp 185 miliar, dengan tenor beragam mulai 21 bulan hingga 60 bulan.

Penerbitan MTN yang ketiga dilakukan oleh perusahaan tersebut di tahun 2017. Tahun lalu, perusahaan tersebut menerbitkan empat seri obligasi dengan total nilai Rp 150 miliar. Tenor dari aksi korporasi ini juga beragam antara 24 bulan hingga 60 bulan.

Dalam tiga aksi korporasi tersebut, GarudaFood bisa dibilang patuh. Hal ini karena perusahaan tersebut tak pernah alpa membayar bunga obligasi tersebut.

Bahkan, dalam beberapa kasus, GarudaFood melakukan percepatan dalam pembayaran bunga maupun jatuh tempo MTN.

Meski demikian, harus diakui masuk ke pasar modal menjadi tantangan tersendiri bagi GarudaFood. Meski memiliki fundamental dan manajemen yang baik, kondisi pasar menjadi penghadang besar bagi IPO perusahaan makanan dan minuman ini.

"Situasi pasar saat ini saya pikir akan menjadi tantangan tersendiri bagi IPO GarudaFood," kata Taye Shim, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas kepada Kontan.co.id, Rabu (11/7).

Meski demikian, Taye mengatakan bahwa kondisi fundamental dari perusahaan juga semestinya mempengaruhi permintaan dari penawaran umum perdana saham tersebut.

Taye mengatakan, saat ini sektor konsumer masih berada di bawah tekanan. Ini terlihat dari penurunan harga beberapa saham secara year to date.

"Di samping proyeksi positif kami terhadap menguatnya daya beli masyarakat di Indonesia, kami meyakini keinginan beli masyarakat akan cenderung melambat dengan adanya ketidakpastian eksternal, yang mengakibatkan penguatan kurs dollar Amerika Serikat (AS). Tekanan akibat perang dagang antara AS dan China juga masih menghantui pasar global saat ini," papar Taye.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi