KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tengah dalam tekanan, tetapi harga gas alam diyakini masih berpotensi bullish dalam jangka panjang. Permintaan di sektor pembangkit listrik diperkirakan terus meningkat dalam jangka menengah. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, mulai akhir tahun hingga tiga tahun ke depan, permintaan gas alam akan mulai tumbuh. Menurutnya, dalam laporan Energi Information and Administration (EIA) disebutkan di Amerika Serikat (AS) ada 10.700 megawatt pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang siap beralih ke gas alam. Harga gas alam yang lebih murah membuat pelaku industri berpaling dari batubara. “Kalau harga batubara naik, pembangkit listrik gas alam itu selisih biayanya bisa 15%-16%,” paparnya, Selasa.
Gas alam berpotensi bullish dalam jangka panjang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tengah dalam tekanan, tetapi harga gas alam diyakini masih berpotensi bullish dalam jangka panjang. Permintaan di sektor pembangkit listrik diperkirakan terus meningkat dalam jangka menengah. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, mulai akhir tahun hingga tiga tahun ke depan, permintaan gas alam akan mulai tumbuh. Menurutnya, dalam laporan Energi Information and Administration (EIA) disebutkan di Amerika Serikat (AS) ada 10.700 megawatt pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang siap beralih ke gas alam. Harga gas alam yang lebih murah membuat pelaku industri berpaling dari batubara. “Kalau harga batubara naik, pembangkit listrik gas alam itu selisih biayanya bisa 15%-16%,” paparnya, Selasa.