Gas alam akan disokong cuaca dingin hingga April



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim dingin yang lebih panjang dari biasanya diperkirakan akan membawa setimen positif bagi pergerakan harga gas alam. Kondisi tersebut diyakini bisa meningkatkan permintaan sehingga mendorong penguatan harga.

“Cuaca masih dingin sampai awal April,” kata Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.co.id, Rabu.

Apalagi Amerika Serikat (AS) juga masih mendapatkan serangan badai. Awal pekan ini, Lembaga Prakiraan Cuaca Nasional AS melaporkan badai Nor'easter akan kembali datang dan menyebabkan salju yang lebar di kawasan Pantai Timur. Beberapa negara bagian seperti Massachusetts, Maine, New York, Pennsylvania, dan sebagian West Virginia diperkirakan bakal turut terdampak.


Andri melihat setidaknya sampai awal April nanti kondisi cuaca yang lebih dingin mampu menjadi katalis positif yang mengangkat harga. Selain itu, gas alam juga masih akan ditopang permintaan dari sektor energi yang cukup tinggi. Ratifikasi perjanjian iklim Paris mendorong peralihan penggunaan bahan bakar dari batubara ke gas alam yang lebih ramah lingkungan.

Untuk jangka pendek, Andri memperkirakan harga gas alam akan kembali menguat. Kondisi fundamental yang positif diproyeksikan bisa membawa harga pada Kamis (15/3) bergerak di kisaran US$ 2,73–US$ 2,81 per mmbtu. Sepekan berikutnya, penguatan berlanjut di rentang US$ 2,68-US$ 2,90 per mmbtu.

Namun, secara teknikal, saat ini sejumlah indikator masih memberi sinyal yang beragam. Harga saat ini masih berada di atas garis moving average (MA) 50 yang mengindikasikan penguatan, tetapi sudah berada di bawah garis MA 100 dan MA 200 yang menunjukkan pelemahan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) masih berada di area negatif dan indikator stochastic berpotensi melemah di level 29. Hanya indikator relative strength index (RSI) saja yang netral di level 51.

Mengutip Bloomberg, Rabu (14/3) pukul 21.14 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman April 2018 di Nymex turun 2,26% menjadi US$ 2,72 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini