KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan Juli, mata uang yen Jepang (JPY) dan komoditas gas alam berhasil membukukan kinerja yang terbaik. Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan sepanjang Juli 2022, kinerja valas yang terbaik adalah yen dan kinerja yang terburuk mata uang euro. "JPY terdongkrak terutama belakangan ini oleh ekspektasi suku bunga the Fed yang lebih rendah. Euro tertekan oleh kekuatiran resesi dari pasokan gas Rusia yang berkurang," kata Lukman kepada kontan.co.id, Jumat (29/7).
Sementara kinerja terbaik komoditas pada bulan Juli adalah gas alam dan yang terburuk adalah harga minyak WTI. Harga gas alam naik lantaran pasokan dari Rusia yang berkurang. Sementara WTI turun oleh kekuatiran resesi dan semakin mengecilnya selisih antara permintaan dan pasokan.
Baca Juga: Saham Kapitalisasi Jumbo Bergerak Dinamis, Intip Rekomendasi yang Menarik Dikoleksi Lukman melihat dolar AS masih menjadi mata uang paling solid. Siklus kenaikan suku bunga oleh the Fed paling agresif dan ekspektasi sudah mulai mereda. Apalagi data PDB AS kuartal kedua terkontraksi. Namun dengan perkembangan akhir-akhir ini, kekuatiran pada resesi ekonomi telah menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi AS yang mencerminkan terjadinya
risk off. Ini pada akhirnya kembali akan mendukung mata uang
safe haven seperti dolar. "Sebaliknya sangat
bearish untuk euro untuk kebijakan suku bunga dan ketidakpastian dari perang Ukraine," kata Lukman.
Baca Juga: Tren Pemulihan Ekonomi China Gagal, Aktivitas Pabrik di Juli Kontraksi Mengejutkan Untuk komoditas, Lukman melihat batubara masih akan terus bertahan di atas US$ 400 per ton. Apalagi jika Rusia sepenuhnya menutup pasokan gas ke Uni Eropa.
"Sehingga batubara akan menjadi alternatif utama menggantikan gas untuk pembangkit listrik terutama di Jerman," ucap dia. Dia menambahkan, emas juga masih menarik dicermati sebagai
safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sentimen positif emas juga berasa, dari ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang melambat serta inflasi yang diperkirakan telah mencapai puncak. "Dengan harga emas di kisaran US$ 1.700, yang menurut saya sudah
priced-in opportunity cost dari kenaikan suku bunga AS, emas berada di level yang ideal (murah) untuk investasi," uja dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati