JAKARTA. Harga komoditas gas alam masih dibayangi sentimen negatif. Meski harga sudah meranjak naik pasca menyentuh level terendah sejak Mei 2016 di harga US$ 2,794 per mmbtu, para analis memperkirakan penguatan ini tak akan berlangsung lama. Gas alam masih tertekan isu pasokan dan cuaca. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoin Futures melihat sebenarnya saat ini gas alam sedang berada dalam posisi sideways. Walaupun berangsur-angsur mulai membaik, tetapi pasar masih bersikap wait and see menanti rilis cadangan gas alam Amerika Serikat (AS). Energy Information Administration (EIA) akan menyampaikan adanya kenaikan cadangan gas alam di pekan lalu dari 17 miliar kaki kubik menjadi 23 miliar kaki kubik. “Jika sesuai ekspektasi bisa jadi harga gas alam akan kembali tertekan,” terangnya kepada KONTAN, Kamis (3/8).
Gas alam masih dalam tren bearish
JAKARTA. Harga komoditas gas alam masih dibayangi sentimen negatif. Meski harga sudah meranjak naik pasca menyentuh level terendah sejak Mei 2016 di harga US$ 2,794 per mmbtu, para analis memperkirakan penguatan ini tak akan berlangsung lama. Gas alam masih tertekan isu pasokan dan cuaca. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoin Futures melihat sebenarnya saat ini gas alam sedang berada dalam posisi sideways. Walaupun berangsur-angsur mulai membaik, tetapi pasar masih bersikap wait and see menanti rilis cadangan gas alam Amerika Serikat (AS). Energy Information Administration (EIA) akan menyampaikan adanya kenaikan cadangan gas alam di pekan lalu dari 17 miliar kaki kubik menjadi 23 miliar kaki kubik. “Jika sesuai ekspektasi bisa jadi harga gas alam akan kembali tertekan,” terangnya kepada KONTAN, Kamis (3/8).