KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun tengah dalam tren pelemahan, harga gas alam diyakini masih berpotensi bullish dalam jangka panjang. Rencana beberapa negara untuk meningkatkan porsi penggunaan gas alam sebagai campuran energi diyakini mampu meningkatkan permintaan. "Begitu musim dingin lewat sentimen balik ke fokus bauran gas alam sebagai energi," ungkap Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoints Futures, Selasa (21/11). Peluang peningkatan permintaan datang dari India. Mereka menargetkan untuk meningkatkan porsi campuran gas alam dari saat ini yang masih berada di kisaran 6,5% menjadi 15% pada tahun 2030. Konsumsi gas alam India diperkirakan akan meningkat dari sekitar 50 miliar meter kubik (bcm) saat ini menjadi sekitar 70 bcm pada tahun 2022 dan 100 bcm pada tahun 2030. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi target iklim dan menurunkan emisi.
Gas alam potensial bullish di jangka panjang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun tengah dalam tren pelemahan, harga gas alam diyakini masih berpotensi bullish dalam jangka panjang. Rencana beberapa negara untuk meningkatkan porsi penggunaan gas alam sebagai campuran energi diyakini mampu meningkatkan permintaan. "Begitu musim dingin lewat sentimen balik ke fokus bauran gas alam sebagai energi," ungkap Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoints Futures, Selasa (21/11). Peluang peningkatan permintaan datang dari India. Mereka menargetkan untuk meningkatkan porsi campuran gas alam dari saat ini yang masih berada di kisaran 6,5% menjadi 15% pada tahun 2030. Konsumsi gas alam India diperkirakan akan meningkat dari sekitar 50 miliar meter kubik (bcm) saat ini menjadi sekitar 70 bcm pada tahun 2022 dan 100 bcm pada tahun 2030. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi target iklim dan menurunkan emisi.