Gas alam sulit kembali ke level US$ 3,00 di kuartal I-2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan harga gas alam diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir kuartal I 2018. Sentimen cuaca yang mulai menghangat bakal menghadang peluang penguatan harga komoditas energy ini. Apalagi beberapa indikator teknikal menguatkan sinyal bearish.

“Sampai kuartal I, kemungkinan bergerak moderat tertekan di kisaran sempit,” ujar Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.

Menurutnya, biasanya penguatan gas alam terjadi di akhir tahun hingga awal tahun saja. Ia melihat harga gas alam sulit kembali ke level US$ 3,00 per mmbtu. Ketika cuaca mulai menghangat, pergerakan harga kembali dipengaruhi oleh permintaan gas alam untuk kebutuhan industri.


Secara teknikal saat ini hampir semua indikator menunjukkan sinyal koreksi. Harga bergerak di bawah garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200, yang mengindikasikan pelemahan. Begitu juga dengan indikator moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area negatif 0,0075 dan indikator stochastic di level 23,5. Hanya indikator relative strength index (RSI) yang masih bergerak netral di level 45,2.

“Untuk Rabu (26/2), kemungkinan harga masih koreksi di area US$ 2,65-US$ 2,7 per mmbtu dan sepekan di kisaran US$ 2,5-US$ 2,75 per mmbtu,” prediksinya.

Mengutip Bloomberg, Selasa (26/2) pukul 15.00 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman April 2018 di New York Merchantile Exchange turun 0,74% ke level US$ 2.666 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini