Gas Andaman Akan Jadi Kunci Kebangkitan Perta Arun Gas Sebagai Produsen LNG



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pasokan gas Blok Andaman akan menjadi kunci penting bagi kebangkitan PT Perta Arun Gas (PAG) sebagai produsen gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) di Tanah Air dan kancah internasional. 

Pasalnya sumber gas di Andaman disebut sangat melimpah. Dari data Kementerian ESDM 2022, total sumber daya di area Andaman diperkirakan sebesar 4.865 Million Barrels of Oil Equivalent (MMBOE) yaitu discovery 260, prospect 1970 dan lead 2635. 

Direktur Utama Perta Arun Gas (PAG) Bara Ilmarosa menyatakan, dengan onstreamnya Gas Andaman, Arun akan kembali memproduksi LNG. 


Ia menceritakan, Perta Arun Gas dahulunya adalah Arun NGL yang merupakan produsen LNG layaknya Bontang. Namun, pada 2014 ketika gas umpan (feed gas) Arun NGL sudah menurun (declining) maka Pertamina mencoba menkonversi fasilitas LNG menjadi terminal penerima dan regasifikasi. 

Sejatinya, perubahan ini diklaim sebagai pioner di dunia di mana sebuah perusahaan melakukan konversi dari LNG Train menjadi fasilitas resaving dan regasifikasi terminal. 

Banyak perubahan yang terjadi pasca Arun NGL tidak lagi memproduksi LNG. 

“Kami meneruskan legacy dari PT Arun NGL yang sebelumnya merupakan eksportir LNG terbesar di dunia,” ujarnya dalam webinar, Selasa (31/1). 

Baca Juga: Blok Andaman Akan Jadi Andalan Pasokan Gas di Dalam Negeri

Saat ini, lanjutnya, ada potensi aset dari Arun NGL yang bisa dikelola dan diutilisasi lagi. 

Bara menjelaskan, Arun NGL memiliki 6 LNG Train dengan kapasitas 12,5 juta ton pertahun (MTPA) yang saat ini dapat direvitalisasi kembali apabila nanti cadangan gas dari Andaman benar terbukti ke depannya. 

Selain itu, Perta Arun juga memiliki fasilitas kondensat dengan total kapasitas 20.000 barel per hari. Kemudian, ekstraksi LPG dengan total kapasitas 1,4 MTPA. 

“Ini semua bisa kita gunakan lagi apabila nanti pada saat Andaman sudah tereksploitasi dengan baik,” ujar Bara. 

Tidak cuma itu, Perta Arun Gas juga memiliki fasilitas penyimpanan dengan perincian 5 tanki LNG masing-masing kapasitasnya 127.500 meter kubik (m3). Sebanyak 4 tanki sudah digunakan, yakni 2 tanki untuk domestik dan 2 lagi sebagai LNG hub. Kemudian 1 tanki lagi sedang dalam revitalisasi dan dikembangkan sebagai LNG Hub. 

Aset Arun NGL lain ialah, 4 tanki kondensat dengan kapasitas 2,12 juta yang akan dimanfaatkan untuk mendukung condensat hub ke depannya.  “Saat ini kita sedang akan merevitalisasi dua kondensat tank dua sudah gunakan oleh domestik,” terangnya. 

Perta Arun juga memiliki 4 tanki LPG di mana 2 tanki sudah digunakan oleh Pertamina. Sisanya revitalisasi terminal LPG Arun sudah selesai di Agustus lalu dan mulai beroperasi di September 2023. 

Baca Juga: Benarkah Cadangan Gas Indonesia Hanya Sampai 17 Tahun Saja?

Di luar aset Arun NGL, Bara mengungkapkan saat ini pihaknya berencana mengubah kapal pengangkut LNG menjadi LNG floating storage. 

Ia menyebut, pengguna LNG Hub banyak yang menginginkan menaikkan kapasitasnya, bahkan ada pemain baru yang berkontrak dengan PAG sebagai tenant LNG Hub. 

“Makanya kami memulai untuk ekspansi bisnis hub tidak dengan tanki darat, tetapi kami sudah berdiskusi dengan penyedia kapal LNG yang lama untuk dijadikan sebagai LNG floating storage,” jelasnya. 

Menurut Bara, diubahnya kapal LNG ini sangat berpotensi bisnis besar karena bisa diubah dengan cepat karena tidak membutuhkan perubahan apapun. 

Pun jika tidak digunakan sebagai floating storage lagi, kapal tersebut tetap dapat digunakan lagi sebagai transportasi pengangkut LNG. 

“Oleh karena itu bisnis hub kami ini akan kami expand bukan hanya dengan membangun tanki-tanki yang baru akan tetapi juga mengembangkan dengan floating storage,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat