JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) sudah memerintahkan ConocoPhillips untuk mengalirkan gas sebanyak 65 juta kaki kubik (mmscfd) ke pembangkit milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) per 1 Desember 2011. Namun, perintah tersebut belum terlaksana. Alasannya, menurut BP Migas karena masih ada ganjalan administratif antara PLN dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang memiliki pipa pengalir gas. Sedangkan, menurut PLN, karena masih ada persoalan di internal operator blok Jambi Merang, yaitu Joint Operation Body (JOB) Pertamina-Talisman Jambi Merang.Kepala Divisi minyak dan gas PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Suryadi Mardjoeki, mengatakan gas mestinya sudah mengalir pada Oktober 2011. Karena keterlambatan tersebut, PLN harus menanggung kerugian sebesar US$ 1,3 juta per hari. Kerugian tersebut karena pembangkit yang semestinya menggunakan gas terpaksa harus menggunakan solar yang harganya jauh lebih mahal.PT PLN memiliki kontrak pembelian gas sebanyak 65 juta kaki kubik (mmbtud) dengan JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang yang mengoperasikan lapangan gas Jambi Merang yang terletak di perbatasan Sumatera Selatan dan Jambi. Jatah PLN ini dialihkan ke konsumen ConocoPhillips yaitu Chevron. Sedang PLN kemudian dijanjikan mendapatkan gas dari lapangan yang dioperasikan ConocoPhillips yaitu lapangan Grissik.Dalam siaran pers, Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas, Gde Pradnyana, mengatakan, sumber gas berasal dari lapangan Grissik yang mengalir ke pembangkit listrik Muara Tawar sebesar 55 mmbtud dan sisanya 10 mmbtud mengalir ke Payo Selincah, Jambi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Gas belum mengalir, PLN rugi US$ 1,3 juta per hari
JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) sudah memerintahkan ConocoPhillips untuk mengalirkan gas sebanyak 65 juta kaki kubik (mmscfd) ke pembangkit milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) per 1 Desember 2011. Namun, perintah tersebut belum terlaksana. Alasannya, menurut BP Migas karena masih ada ganjalan administratif antara PLN dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang memiliki pipa pengalir gas. Sedangkan, menurut PLN, karena masih ada persoalan di internal operator blok Jambi Merang, yaitu Joint Operation Body (JOB) Pertamina-Talisman Jambi Merang.Kepala Divisi minyak dan gas PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Suryadi Mardjoeki, mengatakan gas mestinya sudah mengalir pada Oktober 2011. Karena keterlambatan tersebut, PLN harus menanggung kerugian sebesar US$ 1,3 juta per hari. Kerugian tersebut karena pembangkit yang semestinya menggunakan gas terpaksa harus menggunakan solar yang harganya jauh lebih mahal.PT PLN memiliki kontrak pembelian gas sebanyak 65 juta kaki kubik (mmbtud) dengan JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang yang mengoperasikan lapangan gas Jambi Merang yang terletak di perbatasan Sumatera Selatan dan Jambi. Jatah PLN ini dialihkan ke konsumen ConocoPhillips yaitu Chevron. Sedang PLN kemudian dijanjikan mendapatkan gas dari lapangan yang dioperasikan ConocoPhillips yaitu lapangan Grissik.Dalam siaran pers, Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas, Gde Pradnyana, mengatakan, sumber gas berasal dari lapangan Grissik yang mengalir ke pembangkit listrik Muara Tawar sebesar 55 mmbtud dan sisanya 10 mmbtud mengalir ke Payo Selincah, Jambi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News