Gautam Adani: Penguasa bisnis batubara hingga bisnis pelabuhan India (3)



Setelah menguasai bisnis batubara, Adani Group kemudian melebarkan sayapnya di bisnis pelabuhan. Salah satu anak perusahaannya mendapatkan proyek pembangunan dan pengelolaan Pelabuhan Mundra. Pelabuhan itu merupakan pelabuhan swasta terbesar di India. Penguasaan di bisnis pelabuhan membuat Adani semakin kuat dalam bisnis ekspor-impor komoditas di India. Apalagi setelah dia memperluas pelabuhan dan memastikan operasional pelabuhan berjalan baik.

Resmi berdiri pada akhir tahun 1980, Adani Group terus berusaha memperkokoh posisinya dalam dunia bisnis. Pada awal tahun 1990, Gautam Adani fokus mengembangkan Adani Enterprises yang memiliki usaha di bidang impor batubara. Pilihan bisnis yang diambil Adani tepat. Kurang dari 10 tahun, perusahaan ini berhasil bertumbuh sangat pesat dengan menguasai 60% pangsa pasar batubara dunia.

Adani menyuplai batubara untuk National Thermal Power Corporation (NTPC). Pembangkit listrik NTPC merupakan perusahaan energi terbesar milik pemerintah India. Selain mengimpor batubara, Adani Enterprises juga mendapatkan hak pengelolaan tambang batubara Orissa. Dengan kepemilikan hak tersebut Adani Group menjadi perusahaan tambang swasta terbesar India.


Posisinya yang kian besar membuat Adani masuk peringkat atas 50 perusahaan Asia terbesar. Peringkat itu dikeluarkan Forbes pada tahun 2009.

Kekayaan Gautam Adani semakin melimpah. Sebab, pada tahun 2008 Gujarat Adani Port Limited, salah satu anak perusahaan Adani Group mendapatkan proyek pembangunan dan pengelolaan Pelabuhan Mundra di pantai barat India. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan swasta terbesar di India yang beroperasi mulai Oktober 2001.

Setelah menguasai Pelabuhan Mundra, Adani berusaha mempengaruhi pemerintah Gujarat untuk membangun pelabuhan secara masif. "Saya yakin pasti akan mendatangkan keuntungan besar bagi banyak pihak," ujarnya. Ia membuka kesempatan kepada swasta lain untuk membuka pelabuhan lain.

Agar bisnisnya semakin berkembang dan kompetitif, Adani Group membeli tambang batubara di Indonesia. Menurutnya, dengan membeli batubara dari Indonesia, maka pihaknya bisa mendapatkan komoditas berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Pada tahun 2007, Adani mengimpor sekitar 2,5 juta ton batubara melalui pelabuhan Mundra. Ia menjadi importir batubara terbesar di India. Dengan aktivitas impor-ekspor yang cukup besar, Adani harus menyiapkan lahan tambahan untuk pelabuhan. Apalagi ada rencana penerapan kebijakan Zona Ekonomi Spesial (ZES).

Ia kemudian membeli tanah rawa nonpertanian dari pemerintah seluas 15.665 hektare. Untuk bisa memiliki lahan itu Adani harus mengeluarkan dana lebih besar karena harganya 30% lebih tinggi dari harga pasaran. Pembelian tanah cukup mulus sebab tidak ada sengketa dengan petani atau pemilik lahan.

Selain perluasan lahan, ia juga harus memastikan operasional pelabuhan. Oleh karena itu, ia kemudian membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2.640 Megawatt di Mundra. Untuk menekan biaya pembangunan, ia memilih memakai mesin Boiler Turbine Generators (BTG) yang dibuat oleh China.

Dengan kapasitas lima kali lebih besar, ia membelinya dengan harga 30% lebih murah. Ia menempatkan beberapa pekerjanya untuk mengawasi pembuatan mesin itu di China sehingga tepat waktu.

Menurut Adani, kesuksesan bisnis pelabuhan sangat bergantung pada sarana transportasi yang menghubungkan dengan wilayah lain. Oleh karena itu, dengan biaya sendiri dia membangun jalur rel sepanjang 65 Km dari Mundra menuju Adipur yang memiliki jalur kereta api nasional India.

Ia kemudian melobi Kementerian Perhubungan India untuk bisa mendapatkan legalisasi atas jalur kereta api miliknya. Tidak lama kemudian, Pemerintah India pun mengeluarkan peraturan yang mengakomodasi keinginan Adani. Kemampuan lobi dan pendekatan yang baik menjadi kunci kesuksesan bisnis pelabuhan Adani.

(Bersambung)

Editor: Catur Ari