GAVI Pelajari Bagaimana Indonesia Lakukan Produksi, Distribusi & Penyimpanan Vaksin



KONTAN.CO.ID - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendampingi Board Members The Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) melakukan kunjungan ke Puskesmas Pasirkaliki dan PT Biofarma di Bandung pada Senin (2/12).

Pada kunjungan tersebut, Menkes Budi dan Board Members GAVI melihat proses penyimpanan vaksin di Puskesmas Pasirkaliki, serta proses produksi dan distribusi vaksin yang dilakukan oleh PT Biofarma.

Pada kunjungan pertama Puskesmas Pasirkaliki, Board Members GAVI menerima penjelasan dari Kepala Puskesmas dr. Teti Hendriani Agustin mengenai cara puskesmas menjaga ketersediaan vaksin pada suhu yang tepat agar vaksin tidak rusak. Proses ini dilakukan menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) dan Sistem Monitoring Inventaris Logistik secara Elektronik (SMILE) yang dikembangkan oleh Kemenkes, GAVI, dan UNDP.


Untuk menjaga kualitas vaksin, diperlukan sistem pemantauan suhu penyimpanan vaksin yang terintegrasi. Kemenkes, bersama GAVI dan UNDP, berkolaborasi untuk memastikan keterjagaan rantai dingin (cold chain) dalam sistem logistik vaksin di Indonesia.

Di setiap vaccine refrigerator, terdapat perangkat pemantauan suhu dengan teknologi IoT yang memberikan laporan kondisi suhu ke dalam aplikasi pemantauan SMILE. Aplikasi ini dikelola oleh petugas farmasi pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

“IoT inilah yang nanti bisa membuat kita memantau suhu secara berjenjang sampai ke Kementerian Kesehatan, sehingga sampai Kementerian Kesehatan pun bisa melihat bagaimana tren suhu vaksin yang ada di kulkas tersebut,” ujar Kepala Puskesmas Pasirkaliki dr. Teti Hendriani Agustin.

Lebih lanjut, Menkes Budi menambahkan, informasi mengenai vaksin juga tersedia dalam aplikasi SATUSEHAT. Masyarakat juga dapat memantau riwayat vaksinasi yang telah diterima melalui aplikasi tersebut.

“Kita juga sudah mendigitalisasi semua informasi mengenai vaksin, sehingga ibu-ibu tidak perlu khawatir karena semuanya bisa dibaca di SATUSEHAT,” kata Menkes Budi.

Selanjutnya, Menkes Budi bersama Board Members GAVI beranjak ke fasilitas produksi vaksin PT Biofarma untuk melihat proses produksi, pengemasan, dan pemantauan distribusi vaksin.

Di tengah kunjungan tersebut, Menkes Budi juga mengapresiasi kapasitas produksi dan sistem pelacakan distribusi yang dimiliki oleh Biofarma.

“Biofarma punya kapasitas untuk produksi dan distribusinya juga tadi kita lihat secara digital bagaimana kita bisa track by vial, by boxes, kalau kita mau distribusi vaksin ke mana-mana,” ujar Menkes Budi.

Menkes Budi berharap apa yang dilakukan oleh Biofarma dapat direplikasi, atau menjadi contoh yang dapat diikuti, oleh negara-negara lain, sehingga distribusi vaksin ke seluruh dunia dapat berjalan dengan lebih baik.

Dalam sesi diskusi dengan GAVI usai kunjungan lapangan, Direktur Utama PT Biofarma Shadiq Akasya menyatakan ada tiga aspek strategis kemitraan antara Biofarma dengan GAVI.

Pertama, memperkuat ketahanan rantai pasokan agar ketersediaan vaksin tidak terganggu. Kedua, berinovasi untuk memenuhi kebutuhan ancaman kesehatan yang baru dan terus berkembang. Ketiga, berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas untuk mendukung sistem kesehatan di wilayah yang sulit menerima bantuan.

Dirut Shadiq juga berharap bahwa kunjungan GAVI ke Biofarma ini dapat memperluas akses vaksin bagi masyarakat dunia.

“Saat kita berkumpul di sini hari ini, mari kita menegaskan kembali tujuan kita bersama yaitu memperkuat sistem kesehatan global dan menciptakan dunia di mana akses yang adil terhadap vaksin adalah kenyataan bagi semua orang,” kata Dirut Shadiq.

Baca Juga: Hak Setara untuk Semua, Momen Aksi Bersama di Hari AIDS Sedunia 2024

Selanjutnya: Harga Telur, Daging Ayam, dan Kedelai di papua Selatan Naik, Selasa (3/12)

Menarik Dibaca: Dorong Industri Film Lokal Berkembang, Netflix dan JAFF Gelar REEL LIFE Film Camp

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti