Gawat, cuaca buruk geser ke sentra produksi pangan



JAKARTA. Persoalan kenaikan harga kebutuhan pokok utamanya produk segar seperti hortikultura tampaknya masih akan menghantui. Pasalnya, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca buruk akan bergeser ke wilayah timur seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, dengan pergeseran cuaca tersebut mengakibatkan sentra produksi akan terganggu. "Kita harus cermati, Jawa Timur merupakan sentra produksi kebutuhan pokok dan sentra kegiatan industri," kata Bayu, Jumat (24/1). Salah satu produk pertanian yang dikhawatirkan mengalami gangguan tersebut adalah padi. Seperti diketahui, sebagian besar produksi beras nasional dihasilkan dari wilayah Jawa. Meski demikian, sampai saat ini Bayu bilang untuk produksi beras masih belum terganggu karena baru memasuki musim tanam. Dengan kondisi tersebut, Bayu mengatakan pemerintah telah bersiap terhadap tekanan inflasi yang cukup tinggi pada bulan Januari ini. Bayu mengatakan, bila cuaca buruk ini berlangsung pada periode yang lama tidak menurut kemungkinan akan semakin memberatkan para pelaku usaha. Mengutip data Kementerian Perdagangan (Kemendag) pasokan rata-rata beras ke pasar induk beras Cipinang (PIBC) sampai tanggal 22 Januari 2014 mencapai 1.724 ton, atau turun 22,41% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 lalu. Sementara itu bila dibandingkan periode yang sama pada bulan Desember 2013 lalu mengalami penurunan 6,10%. Untuk harga beras sendiri pada minggu ke tiga bulan Januari 2014 ini rata-rata mengalami kenaikan tipis. Beras jenis muncul I misalnya, pada minggu ke tiga ini harganya Rp 8.900 per kg, naik 3,4% dibandingkan awal bulan yakni Rp 8.600 per kg. Sementara itu untuk beras jenis IR 64-I pada minggu ketiga bulan ini harganya Rp 9.050 per kg, naik sekitar 4% dibandingkan awal bulan ini yang masih Rp 8.700 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan