KONTAN.CO.ID - JAKARTA.. Kasus covid-19 Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Per Selasa (23/6, angka kasus positif covid-19 Jawa Timur tembus di angka 10.092 orang. Jumlah ini sudah mendekati angka kasus corona di ibukota Jakarta yang sebanyak 10.277 orang. Angka tersebut dirilis oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur. Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Makhyan Jibril Al Farabi mengatakan ada beberapa penyebab mengapa penambahan kasus covid-19 di Jawa Timur masih tinggi. Ia mengatakan, pertama penyebabnya karena Pemprov Jatim bersama Pemkab-Pemkot di daerah tengah menggencarkan testing dan tracing.
Per pekan ini, total sudah ada sebanyak 213.211 warga Jawa Timur yang sudah dites. Jumlah ini menjadi yang terbanyak di Pulau Jawa. Otomatis semakin banyak yang dites, maka potensi untuk ditemukan kasus baru juga akan meningkat. Terlebih alat tes PCR juga mulai disebar di daerah sehingga kapasitas uji spesimen juga meningkat sehingga penambahan kasus baru juga meningkat. "Tentunya peningkatan testing yang masih di Jawa Timur menjadi alasan kasus baru terus ditemukan. Karena kalau ditemukan kasus baru juga dilakukan tracing. Ini dilakukan untuk menjaring masyarakat yang dimungkinkan OTG yang masih ada di masyarakat," kata Jibril. Sedangkan alasan yang kedua adalah penyebaran virus masih belum berhenti. Terutama di Kota Surabata, di Kabupaten Sidoarjo dan di Kabupaten Gresik. Ia kemudian menyinggung transmission rate. Untuk Jawa Timur aat ini secara provinsi, transmission ratenya adalah 1,0. Sedangkan untuk Surabaya angkanya saat ini hampur menyentuk 1,4. Transmission Rate ini artinya adalah laju atau kecepatan penambahan infeksi virus. Misalnya untuk transmission ratenya adalah 1,4. Maka dalam masa reproduksi virus 5-7 hari, maka dari 10 orang posittif maka akan menginfeksi 14 orang. "Semakin angka transmission ratenya di atas 1 maka potensi terbentuknya kasus baru akan semakin tinggi," kata Jibril. "Karena ini masih naik terus maka pertumbuhan kasus baru nya ya akan masih jalan," imbuhnya. Tidak hanya itu, Jibril juga secara khusus kembali mengingatkan Kota Surabbaya ahwa attack rate covid-19 kembali naik. Per Selasa (23/6), attack rate Kota Surabaya menyentuh angka 189,3. Artinya dalam 100.000 penduduk Kota Surabaya ada sebanyak 190 orang yang terkonfirmasi positif covid-19. Angka ini terus naik seiring dengan dilonggarkannya masa restriksi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Jibril mengatakan angka ini naik secara signifikan. Tepat pekan lalu pada tanggal 16 Juni 2020, angka attack rate Kota Surabaya ada di angka 139,7, tapi saat ini menuju 189,3. "Yang harus kita sama-sama waspada adalah Kota Surabaya masih belum aman. Meski sudah tidak PSBB, masyarakat tidak bisa kemudian euforia dan sebebas-bebasnya tidak memperhatikan protokol kesehatan," tegas Jibril yang menyebut dalam sepekan saja,
Sementara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan dari seluruh kasus covid-19 di Jatim, 51% ada di Kota Surabaya. Maka jika pihaknya mengintervensi penanganan covid-19 di Surabata maka sama halnya membantu separuh lebih untuk penanganan covid-19 di Jawa Timur. "Surabaya Raya rata-rata 68% dari seluruh kasus di Jatim, kalau kita mengintervensi kasus Surabaya Raya maka kita mengintervensi 68% Jawa Timur,” katanya. Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul
Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 24 Juni 2020: Pasien Sembuh 1670, COVID-19 Bertambah 107 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon