TOKYO. Ini kabar terbaru mengenai radiasi Jepang. Tingkat radiasi nuklir yang bisa menyebabkan kondisi fatal terdeteksi di luar pembangkit listrik nuklir Dai-Ichi Fukushima, Jepang. Hal itu mengindikasikan, adanya beberapa bagian nuklir yang meleleh. Kondisi ini kian membuat rumit upaya untuk mengatasi musibah nulir terburuk sejak tragedi Chernobyl. Menurut Juru Bicara Tokyo Electric Power kemarin di hadapan wartawan, radiasi air di luar terowongan reaktor nuklir No. 2 melampaui level 1 sievert per jam. Menurut US Enviromental Protection Energy, tekanan radiasi itu dalam kurun waktu 30 menit akan menyebabkan mual dan pusing. Sedangkan dalam jangka waktu empat jam bisa menyebabkan kematian dalam kurun waktu dua bulan. Sementara itu, Japan Chief Cabinet Secretary Yukio Edano bilang, adanya sebagian reaktor yang meleleh di reaktor no. 2 mungkin disebabkan ketidaktelitian dalam melakukan pemeriksaan. Mencegah kontaminasi kebocoran air ke tanah atau udara merupakan kunci utama untuk menghambat penyebaran radiasi keluar dari kawasan pabrik. "Tidak banyak kabar baik saat ini. Pertanyaan saat ini adalah seberapa besar kebocoran akan terjadi, dan seberapa cepat penanganan kebocoran itu," jelas Gennady Pshakin, former official International Atomic Energy Agency.
Gawat! Level radiasi yang berakibat fatal ditemukan di luar pembangkit nuklir
TOKYO. Ini kabar terbaru mengenai radiasi Jepang. Tingkat radiasi nuklir yang bisa menyebabkan kondisi fatal terdeteksi di luar pembangkit listrik nuklir Dai-Ichi Fukushima, Jepang. Hal itu mengindikasikan, adanya beberapa bagian nuklir yang meleleh. Kondisi ini kian membuat rumit upaya untuk mengatasi musibah nulir terburuk sejak tragedi Chernobyl. Menurut Juru Bicara Tokyo Electric Power kemarin di hadapan wartawan, radiasi air di luar terowongan reaktor nuklir No. 2 melampaui level 1 sievert per jam. Menurut US Enviromental Protection Energy, tekanan radiasi itu dalam kurun waktu 30 menit akan menyebabkan mual dan pusing. Sedangkan dalam jangka waktu empat jam bisa menyebabkan kematian dalam kurun waktu dua bulan. Sementara itu, Japan Chief Cabinet Secretary Yukio Edano bilang, adanya sebagian reaktor yang meleleh di reaktor no. 2 mungkin disebabkan ketidaktelitian dalam melakukan pemeriksaan. Mencegah kontaminasi kebocoran air ke tanah atau udara merupakan kunci utama untuk menghambat penyebaran radiasi keluar dari kawasan pabrik. "Tidak banyak kabar baik saat ini. Pertanyaan saat ini adalah seberapa besar kebocoran akan terjadi, dan seberapa cepat penanganan kebocoran itu," jelas Gennady Pshakin, former official International Atomic Energy Agency.