KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), hasil panen di beberapa daerah dapat berkurang setengahnya pada tahun 2050 dalam skenario business as usual. Artinya jumlah makanan yang tersedia akan berkurang drastis dibandingkan sekarang, dan tentunya jumlah angka kelaparan pun akan meningkat tajam. Oleh karena itu, Green Lifestyle atau Gaya Hidup Hijau, adalah kunci untuk menjaga ketersediaan pangan di masa depan. Permasalahan pangan ini kemudian semakin berat dengan hadirnya pandemi Covid-19. Layanan makanan dan perhotelan telah menghadapi tantangan dengan menurunnya permintaan makanan dan perubahan perilaku konsumen.
Gaya hidup hijau dinilai sebagai kunci menjaga ketersediaan pangan di masa depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), hasil panen di beberapa daerah dapat berkurang setengahnya pada tahun 2050 dalam skenario business as usual. Artinya jumlah makanan yang tersedia akan berkurang drastis dibandingkan sekarang, dan tentunya jumlah angka kelaparan pun akan meningkat tajam. Oleh karena itu, Green Lifestyle atau Gaya Hidup Hijau, adalah kunci untuk menjaga ketersediaan pangan di masa depan. Permasalahan pangan ini kemudian semakin berat dengan hadirnya pandemi Covid-19. Layanan makanan dan perhotelan telah menghadapi tantangan dengan menurunnya permintaan makanan dan perubahan perilaku konsumen.