KONTAN.CO.ID - Perintis Bank NISP, singkatan dari Nila Inti Sari Penyimpan, Karmaka Surjaudaja tutup usia pada Senin (17/2) pukul 15.25 WIB. Ia meninggal dunia pada usia 85 tahun di Bandung. Bank NISP yang Karmaka bangun mungkin bisa dinobatkan sebagai bank swasta paling tua di Indonesia. Berdiri di Bandung oleh Van Haster pada 1941, modal dasar bank yang semula bernama NV Netherlandsch Indische Spaar en Deposito Bank ini cuma seratus ribu gulden. Tapi, kedatangan Jepang ke Indonesia telah memaksa Haster menjual bank ini kepada Lim Khe Tjie, teman main kartunya. Setelah sukses menjalankan banknya, Lim sempat bingung menentukan siapa putra mahkota untuk meneruskan usaha itu.
Baca Juga: Perintis Bank NISP Karmaka Surjaudaja tutup usia Karmaka Surjaudaja, sang menantu yang juga calon kuat penerima tongkat estafet, ternyata lebih tertarik menjadi guru. Bahkan, usai mengabdikan diri sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, pria kelahiran Hokkian, China, ini malah bekerja di pabrik tekstil. Tapi, akhirnya tongkat itu Karmaka sambut juga. Saat merintis Bank NISP, dia menyadari, betapa penting faktor kepercayaan nasabah. "Bank NISP tidak mengiming-imingi nasabah dengan bunga tinggi atau hadiah. Yang penting, uang mereka aman di sini," kata Karmaka kepada Tabloid KONTAN pada 1999 silam. Baca Juga: Jatuh bangun Karmaka Surjaudaja merintis Bank NISP