Jakarta. Posisi GBP dan USD diprediksi bisa menguat terbatas pada Rabu (29/7). Membaiknya data PDB GBP mendongkrak posisi GBP di hadapan USD. Jatuhnya pasar saham Cina membuat pasar menjadi ragu apakah the Fed jadi menaikkan suku bunganya di September nanti. Mengutip Bloomberg, Selasa (28/7) pukul 16.43 WIB, pasangan GBP/USD menguat 0,27% ke level US$ 1.5601 dibandingkan hari sebelumnya. Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy, menyatakan bahwa GBP/USD menguat setelah Inggris merilis data ekonomi Prelim GDP q/q, yaitu PDB per kuartal dua, April-Juni 2015, yang tumbuh dan sesuai ekspektasi di level 0,7% dibandingkan periode sebelumnya di 0,4%. “Membaiknya data ini mendukung pandangan bahwa ekonomi Inggris semakin pulih dan mendukung ekspektasi BoE bisa menaikkan suku bunganya lebih cepat,” kata Nizar. Nizar menjelaskan bahwa BoE merupakan satu-satunya Bank Sentral di dunia yang bisa menandingi the Fed sebagai Bank Sentral negara maju pertama yang bisa menaikkan suku bunga. Nizar menilai, meskipun BoE berpeluang untuk menaikkan suku bunga di awal tahun depan sedikit lebih lambat karena the Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada September, tetap saja suku bunga BoE lebih baik dibandingkan suku bunga the Fed. Nizar menjelaskan bahwa suku bunga BoE sekarang di 0,5%, jika jadi dinaikkan maka bisa mencapai 0,75%, sementara the Fed suku bunganya 0% dan jika dinaikkan di September akan mencapai 0,25%. “Tetap lebih baik suku bunga BoE. Inilah yang menjaga posisi GBP lebih baik di hadapan mata uang dunia karena kondisi ekonomi Inggris didukung oleh kebijakan moneternya,” imbuh Nizar.
GBP dan USD akan menguat terbatas
Jakarta. Posisi GBP dan USD diprediksi bisa menguat terbatas pada Rabu (29/7). Membaiknya data PDB GBP mendongkrak posisi GBP di hadapan USD. Jatuhnya pasar saham Cina membuat pasar menjadi ragu apakah the Fed jadi menaikkan suku bunganya di September nanti. Mengutip Bloomberg, Selasa (28/7) pukul 16.43 WIB, pasangan GBP/USD menguat 0,27% ke level US$ 1.5601 dibandingkan hari sebelumnya. Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy, menyatakan bahwa GBP/USD menguat setelah Inggris merilis data ekonomi Prelim GDP q/q, yaitu PDB per kuartal dua, April-Juni 2015, yang tumbuh dan sesuai ekspektasi di level 0,7% dibandingkan periode sebelumnya di 0,4%. “Membaiknya data ini mendukung pandangan bahwa ekonomi Inggris semakin pulih dan mendukung ekspektasi BoE bisa menaikkan suku bunganya lebih cepat,” kata Nizar. Nizar menjelaskan bahwa BoE merupakan satu-satunya Bank Sentral di dunia yang bisa menandingi the Fed sebagai Bank Sentral negara maju pertama yang bisa menaikkan suku bunga. Nizar menilai, meskipun BoE berpeluang untuk menaikkan suku bunga di awal tahun depan sedikit lebih lambat karena the Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada September, tetap saja suku bunga BoE lebih baik dibandingkan suku bunga the Fed. Nizar menjelaskan bahwa suku bunga BoE sekarang di 0,5%, jika jadi dinaikkan maka bisa mencapai 0,75%, sementara the Fed suku bunganya 0% dan jika dinaikkan di September akan mencapai 0,25%. “Tetap lebih baik suku bunga BoE. Inilah yang menjaga posisi GBP lebih baik di hadapan mata uang dunia karena kondisi ekonomi Inggris didukung oleh kebijakan moneternya,” imbuh Nizar.