KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya latihan militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) membuat mata uang Jepang kembali berstatus safe haven. Analis memprediksi, pasangan GBP/JPY berpeluang melemah jika ketegangan geopolitik semakin panas. Mengutip Bloomberg, Selasa (17/10) per pukul 15.30 WIB pairing GBP/JPY menguat 0,09% ke level 148,804 dibanding hari sebelumnya. "Korea Utara bersiap mengirimkan rudalnya. Juga latihan militer bersama antara Korsel dan AS membuat permintaan JPY sebagai aset lindung nilai meningkat dan sedikit mengangkat JPY," papar Research & Analyst Monex Investindo Futures Faisyal. Sebagai informasi, Korea Selatan dan AS akan menggelar latihan militer dari 16 Oktober - 20 Oktober mendatang. Adapun militer AS menyebut latihan tersebut ditujukan untuk mempersiapkan militer AS dan keluarganya untuk menanggapi berbagai macam tindakan manajemen krisis seperti evakuasi noncombatant dan atau bencana baik alam maupun buatan manusia. Latihan militer ini juga dijadikan Presiden AS Donald Trump sebagai upaya diplomatik.
GBP/JPY berpeluang turun akibat tekanan geopolitik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya latihan militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) membuat mata uang Jepang kembali berstatus safe haven. Analis memprediksi, pasangan GBP/JPY berpeluang melemah jika ketegangan geopolitik semakin panas. Mengutip Bloomberg, Selasa (17/10) per pukul 15.30 WIB pairing GBP/JPY menguat 0,09% ke level 148,804 dibanding hari sebelumnya. "Korea Utara bersiap mengirimkan rudalnya. Juga latihan militer bersama antara Korsel dan AS membuat permintaan JPY sebagai aset lindung nilai meningkat dan sedikit mengangkat JPY," papar Research & Analyst Monex Investindo Futures Faisyal. Sebagai informasi, Korea Selatan dan AS akan menggelar latihan militer dari 16 Oktober - 20 Oktober mendatang. Adapun militer AS menyebut latihan tersebut ditujukan untuk mempersiapkan militer AS dan keluarganya untuk menanggapi berbagai macam tindakan manajemen krisis seperti evakuasi noncombatant dan atau bencana baik alam maupun buatan manusia. Latihan militer ini juga dijadikan Presiden AS Donald Trump sebagai upaya diplomatik.