JAKARTA. Ketidakpastian pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang keraguan pasar. Mata uang dollar AS pun mulai ditinggalkan dan investor beralih ke aset lindung nilai. Meski Inggris juga sedang berada di bawah tekanan, tetapi poundsterling masih bisa mengungguli The greenback. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (21/7), pasangan mata uang GBP/USD naik 0,19% ke level 1,2997 dibanding hari sebelumnya. Sejak awal perdagangan, pairing mata uang ini memang konsisten menunjukkan penguatan. Alwi Assegaff, analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan, saat ini, dollar AS memang tengah diselimuti beberapa sentimen negatif. Belum pulihnya tekanan akibat keraguan publik akan rencana kenaikan suku bunga The Fed, kini dollar AS kembali terdesak lantaran kasus keterlibatan Rusia dalam pilpres AS beberapa waktu lalu.
GBP/USD akan disetir data manufaktur AS
JAKARTA. Ketidakpastian pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengundang keraguan pasar. Mata uang dollar AS pun mulai ditinggalkan dan investor beralih ke aset lindung nilai. Meski Inggris juga sedang berada di bawah tekanan, tetapi poundsterling masih bisa mengungguli The greenback. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (21/7), pasangan mata uang GBP/USD naik 0,19% ke level 1,2997 dibanding hari sebelumnya. Sejak awal perdagangan, pairing mata uang ini memang konsisten menunjukkan penguatan. Alwi Assegaff, analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan, saat ini, dollar AS memang tengah diselimuti beberapa sentimen negatif. Belum pulihnya tekanan akibat keraguan publik akan rencana kenaikan suku bunga The Fed, kini dollar AS kembali terdesak lantaran kasus keterlibatan Rusia dalam pilpres AS beberapa waktu lalu.