JAKARTA. Rilis data penjualan ritel Inggris tenyata masih belum mampu mengembalikan pesona poundsterling. Meski Amerika Serikat (AS) masih didera tingkat ketidakpastian yang tinggi tetapi mata uang Inggris itu tetap gagal mempertahankan kekuatannya. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (17/2) pasangan mata uang GBP/USD melemah 0,62% ke level 1,2412 dari hari kemarin. Padahal di awal sesi perdagangan pound sempat mengungguli dollar AS. Namun setelah dirilisnya indeks kepercayaan konsumen Inggris yang hasilnya dibawah ekspektasi, greenback langsung bangkit. “Sebenarnya kalau dari Amerika cenderung minim data. Penguatan terjadi lebih karena profit taking dimana dollar AS sudah cukup mencapai level tertingginya,” ujar Alwi Assegaff, PT Global Kapital Investama Berjangka akhir pekan ini.
GBP/USD diprediksi menguat Senin (20/2)
JAKARTA. Rilis data penjualan ritel Inggris tenyata masih belum mampu mengembalikan pesona poundsterling. Meski Amerika Serikat (AS) masih didera tingkat ketidakpastian yang tinggi tetapi mata uang Inggris itu tetap gagal mempertahankan kekuatannya. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (17/2) pasangan mata uang GBP/USD melemah 0,62% ke level 1,2412 dari hari kemarin. Padahal di awal sesi perdagangan pound sempat mengungguli dollar AS. Namun setelah dirilisnya indeks kepercayaan konsumen Inggris yang hasilnya dibawah ekspektasi, greenback langsung bangkit. “Sebenarnya kalau dari Amerika cenderung minim data. Penguatan terjadi lebih karena profit taking dimana dollar AS sudah cukup mencapai level tertingginya,” ujar Alwi Assegaff, PT Global Kapital Investama Berjangka akhir pekan ini.