GBP/USD diprediksi sulit melanjutkan penguatan



JAKARTA. Di tengah kekhawatiran inflasi serta perlambatan ekonomi Inggris, poundsterling masih mampu unjuk gigi di hadapan dollar AS. Meski demikian, potensi penguatan lanjutan GBP/USD pada awal pekan terhalang oleh kondisi teknikal.

Mengutip Bloomberg, Jumat (12/5) pasangan GBP/USD menguat tipis 0,03% ke level 1,2890 dibanding sehari sebelumnya.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures mengatakan, GBP sudah mulai bangkit setelah mendapat tekanan Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Data-data ekonomi Inggris terbilang positif di tengah persiapan Brexit.


Laju GBP di depan USD sempat terkoreksi setelah Bank Sentral Inggris (BOE) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 dari 2% menjadi 1,9%. BOE juga mengkhawatirkan tekanan inflasi Inggris. Namun, semakin mendekati pemilu Inggris yang akan dilaksanakan bulan Juni mendatang, poundsterling kembali bertenaga.

Lantaran sudah menguat signifikan, Wahyu memperkirakan pasangan GBP/USD bisa terkoreksi pada awal pekan besok. Meski demikian, secara teknikal belum terlihat momentum untuk anjlok lebih dalam. "Terbukti bahwa sentimen negatif dari pertemuan BOE akhir pekan lalu kurang mampu menekan GBP/USD secara berkelanjutan," tuturnya.

Di sisi lain, data ekonomi AS yang cenderung mengecewakan membuat peluang keunggulan USD semakin tipis. Inflasi AS bulan April tumbuh 0,2% atau berada di bawah proyeksi sebesar 0,3% meski membaik dari bulan sebelumnya di minus 0,3%. Sementara penjualan ritel di level 0,4% juga lebih rendah dari proyeksi sebesar 0,6% meski naik dari bulan sebelumnya 0,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia