GE akan jual aset properti senilai US$ 26 miliar



NEW YORK. Perusahaan multinasional Amerika Serikat (AS), General Electric, akan melepas sebagian besar aset real estate kepada konsorsium perusahaan private equity, Blackstone Group LP dan Wells Fargo Co.

Dari total aset US$ 30 miliar kepemilikan GE di bisnis properti, perusahaan yang berkantor pusat di Connecticut, AS ini akan menjual portofolionya seperti gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan senilai US$ 26 miliar. Aksi korporasi ini akan menjadi akuisisi terbesar di sejarah industri properti komersial.

Sebelumnya, Blackstone membeli gedung perkantoran dari Equity Office Properties Trust di 2007 senilai US$ 39 miliar termasuk utang. Mengutip The Wall Street Journal, seseorang yang mengetahui transaksi jual beli ini mengatakan, kesepakatan transaksi akan diumumkan segera.


Properti merupakan bisnis inti dari Blackstone. Sumber tersebut menambahkan, Blackstone akan berbagi sebagian portofolio utang dengan Wells Fargo. GE telah menegaskan akan fokus ke bisnis industri seperti penyewaan pesawat, energi dan pembiayaan kesehatan.

Setelah mundur dari bisnis properti, GE mengharapkan kontribusi pendapatan dari produk industri seperti mesin jet, generator, peralatan jaringan listrik dan peralatan ladang minyak meningkat paling sedikit 10% di tahun ini.

Tahun lalu, pendapatan properti GE menurun hingga 24% secara year on year (yoy). Penyebabnya adalah penurunan penjualan dan keuntungan bersih. Pendapatan dari real estate hanya menyumbang 7% dari total aset GE Capital sebesar US$ 499 miliar. Ini bukan kali pertama Blackstone mengincar properti GE.

Pada November 2014 silam, Blackstone juga menyatakan membeli unit properti GE di Jepang senilai US$ 1,6 miliar. Perusahaan private equity asal AS ini juga membeli gudang dan tanah dari unit real eastate GE.

Harga saham

Chief Executive GE, Jeff Immelt berada dalam tekanan untuk mengembalikan bisnis GE karena investor khawatir dengan anjloknya harga saham. Sejak krisis keuangan yang meletus tahun 2008 silam, harga saham GE terjebak di bawah US$ 30 per saham.

Setelah pengumuman kesepakatan ini, harga saham GE meningkat 72 sen menjadi US$ 25,73 per saham. Harga Saham GE membukukan gain sekitar 3% sejak Oktober 2013. Immelt mengharapkan keuntungan dari perusahaan penerbangan, listrik dan air serta produk industri lainnya melonjak hingga 75% di tahun 2016.

Kenaikan ini lebih tinggi ketimbang pertumbuhan 2013 sebesar 55%. Untuk mencapai tujuan tersebut, Immelt memperbarui portofolio bisnis GE. Selain memisahkan lini usaha operasi keuangan ritel, GE juga telah menjual bisnis peralatan ke Swedia Electrolux AB. Sebagai gantinya, GE setuju membeli pembangkit listrik Alstom SA dan bisnis jaringan listrik senilai US$ 14 miliar. 

Editor: Uji Agung Santosa