GE dan Boeing bentuk koalisi dukung Trump



WASHINGTON. Sejumlah eksportir raksasa asal Amerika Serikat (AS) membentuk koalisi yang mendukung rencana Presiden AS Donald Trump untuk mematok pajak terhadap barang impor. Koalisi ini dimotori oleh General Electric Co (GE) dan Boeing Co.

Akhir pekan ini, GE dan Boeing resmi meluncurkan koalisi untuk menggalang dukungan terhadap kebijakan Trump. Selain GE dan Boeing, total korporasi AS yang mendukung pajak impor racikan Trump mencapai total 25 perusahaan. Di antaranya, Dow Chemical, Pfizer Inc dan Oracle Corp.

Koalisi ini bernama American Made Coalition. Puluhan pendukung kebijakan Trump ini kebanyakan eksportir sehingga bakal mendapatkan keuntungan dari kebijakan Trump. "Pekerja dan bisnis Amerika tidak kompetitif ketimbang negara luar karena sistem pajak yang usang dan tidak adil," ujar John Gentzel, jurubicara koalisi American Made Coalition, seperti dilansir Reuters, Jumat (3/2).


Koalisi eksportir ini menilai, sistem pajak AS saat ini hanya menguntungkan produk impor dari luar negeri. Selama ini, Boeing dan GE termasuk perusahaan yang meraih manfaat dari program ekspor impor AS bernama Export-Import Bank sejak 2015.

Program pemerintah ini memberikan pinjaman lunak kepada para pembeli dari luar AS yang memborong produk ekspor AS. Asal tahu saja, dalam cetak biru Trump yang didukung penuh Partai Republik, pemerintah bakal memangkas pajak korporasi menjadi 20%, dari saat ini 35%.

Poin lain dari revisi aturan pajak itu adalah mengeluarkan pendapatan ekspor perusahaan dari perhitungan pajak. Bersamaan dengan itu, Trump juga bakal mematok pajak impor sebesar 20%.

Mengerek harga

Sejak berkantor di White House, Trump terus menegaskan bakal segera merealisasikan rencana aturan pajak impor. Sejauh ini, sejumlah kubu dari Partai Republik di Senat masih meragukan kebijakan itu dengan alasan berpotensi mengerek harga jual konsumen.

American Made Coalition diluncurkan sehari setelah Retail Industry Leaders Association menyatakan protes atas kebijakan Trump. Asosiasi yang terdiri dari 120 peritel AS ini secara terbuka menentang rencana Trump pada Rabu lalu. Pajak impor hanya akan menaruh pekerja di industri ritel dalam risiko tinggi dan konsumen harus membayar harga produk lebih mahal hingga 20%," ujar Sandy Kennedy, jurubicara Retail Industry Leaders Association.

Selain peritel, produsen minyak dan produsen otomotif asing, seperti Toyota Motor, tengah sibuk melobi Kongres AS. Kekhawatiran mereka adalah pajak impor bakal menekan pendapatan dan laba perusahaan.

Best Buy bahkan menyebarkan selebaran ke regulator yang memuat proyeksi analis. Hitungan pasar, pajak impor akan membuat Best Buy bakal rugi bersih sebesar US$ 2 miliar, dari posisi saat ini laba US$ 1 miliar.

Editor: Sanny Cicilia