Gearing ratio multifinance turun tipis di Februari 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance mencatatkan perlambatan pertumbuhan angka gearing ratio (GR) pada awal tahun 2019. Perlambatan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi pasar pembiayaan yang juga tertekan.

Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri multifinance hingga Februari 2019 mencatatkan gearing ratio 2,84 kali. Realisasi itu turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu 2,95 kali.

Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Non-Bank (IKNB) Riswinandi membenarkannya, bahwa penurunan gearing ratio disebabkan beberapa faktor. Gearing ratio sendiri merupakan jumlah pinjaman dengan selisih penjumlahan ekuitas dan pinjaman subordinasi dengan penyertaan.


Menurut Riswinandi, gearing ratio bisa meningkat jika perusahaan yang bersangkutan memperoleh pertumbuhan laba. Sementara jika menurun, salah satu faktornya karena perlambatan bisnis pembiayaan. Seperti diketahui, pembiayaan multifinance tahun lalu hanya tumbuh 5,16% menjadi Rp 436,26 triliun.

“Perusahaan bisa menurunkan jumlah pinjaman karena kondisi pasar tidak tumbuh optimal. Tahun lalu saja, multifinance hanya tumbuh sekitar 6%. Maka itu pertumbuhannya tidak bisa dipaksakan,” kata Riswinandi, belum lama ini.

Dengan realisasi itu ia masih berharap gearing ratio industri multifinance tumbuh positif seperti beberapa tahun lalu. Meski demikian, ia melihat pertumbuhan gearing ratio itu juga menunjukkan bahwa pelaku usaha multifinance cukup efisien ketika market tertekan.

PT Indosurya Inti Finance atau dikenal Indosurya Finance mencatatkan gearing ratio sebanyak 1,8 kali pada awal 2019. Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung mengatakan gearing ratio perusahaan masih rendah tapi secara perlan-lahan diperkirakan akan meningkat.

“Dengan bertambahnya fasilitas pendanaan maka otomatis gearing ratio akan naik sendiri. Karena batas maksimum gearing ratio adalah 10 kali,” ungkap Mulyadi. Pihaknya memastikan kondisi keuangan perusahaan masih sehat dan solid, serta memiliki kapasitas untuk terus tumbuh. Salah satu strateginya dengan meningkat pinjaman dari perbankan dalam negeri (onshore loan) dan perbankan luar negeri (offshore loan).

Hal serupa juga dilakukan oleh BFI Finance Indonesia. Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance Sudjono mengaku, pihaknya terus menjaga ratio hutang dan modal dengan baik sehingga perusahaan tetap bisa menyalurkan pembiayaan tahun ini.

Sampai Februari 2019, BFI Finance mencatatkan gearing ratio sebanyak 1,9 kali atau sama dengan periode yang sama tahun lalu. Ia mengaku tambahan jumlah hutang maupun modal perusahaan berasal dari laba yang ditahan.

Asal tahu saja, OJK Nomor 35/POJK.05/2018 Tentang Penyelenggaraan Perusahaan Pembiayaan mengatur batas gearing ratio. Pasal 79 menegaskan, bahwa perusahaan pembiayaan wajib memenuhi ketentuan gearing ratio paling rendal nol kali dan paling tinggi 10 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .