KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa kontribusi sipil dan tambang, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membidik perolehan kontrak baru sebesar Rp 8 triliun pada tahun depan dengan berfokus menggeber bisnis pertambangan yang dinilai akan berkontribusi signifikan terhadap kinerja PPRE. Direktur Utama PPRE I Gede Upeksa Negara mengatakan, tahun depan PPRE menargetkan perolehan kontrak baru Rp 8,26 triliun. Secara detail, kurang lebih Rp 5,2 triliun atau 62,5% dari sektor pertambangan. "Sebagian besar target kontrak kami dari sektor pertambangan," kata I Gede dalam paparan publik secara virtual, Rabu (20/12).
Selain itu, PPRE menargetkan penjualan sebesar Rp 5,9 triliun yang terdiri dari Rp 4,3 triliun dari proyek carry over pada tahun 2023 dan Rp 1,5 triliun dari proyek baru pada tahun depan. Gede menjelaskan, prospek bisnis pada tahun depan masih akan terjaga dengan baik. Pasalnya, saat ini PPRE tengah fokus menggenjot bisnis pertambangan. Menurut dia, jika masih berada di sektor infrastruktur yang mengandalkan APBN, maka akan dipengaruhi dengan tahun politik. Baca Juga: PP Presisi (PPRE) Anggarkan Capex Rp 920 Miliar di Tahun Depan "Dengan beralih ke sektor pertambangan, otomatis tidak berimbas terhadap tahun politik pada tahun depan," ujar Gede. "Saya optimistis tahun depan [dengan masuk ke bisnis pertambangan] bisnis masih bisa terjaga dengan baik," tambahnya. Lebih lanjut Gede memandang kondisi saat ini banyak dipengaruhi oleh isu global seperti Perang Rusia, Israel - Palestina, dan di dalam negeri juga akan menghadapi tahun politik. Oleh sebab itu, PPRE fokus menggenjot bisnis pertambangan menjadi salah satu strategi PPRE pada tahun depan. Gede menambahkan, pertumbuhan konsumsi nikel dari tahun ke tahun diproyeksikan peningkatannya akan cukup besar, sehingga membuat tren pembangunan smelter yang ada di Indonesia sangat agresif.
PPRE Chart by TradingView