Geber Produk Baru, Jiwasraya Incar Premi Rp 3,2 Triliun



JAKARTA. Inovasi produk menjadi strategi PT Asuransi Jiwasraya dalam mendongkrak target premi tahun ini. Untuk pertama kalinya, Jiwasraya meluncurkan produk asuransi perjalanan wisata.

Sebagai langkah awal, Jiwasraya menggandeng PT Raptim Indonesia Tours & Travel. Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim mengatakan, pada dasarnya produk ini adalah saving plan yang sudah sejak lama dipasarkan. Hanya saja untuk pertama kalinya produk ini dipaket dengan asuransi perjalanan wisata.

"Dengan produk ini, konsumen dapat mencicil biaya perjalanan wisata mereka sekaligus mendapatkan perlindungan asuransi jiwa. Bagi Jiwasraya, distribusi melalui travel biro merupakan terobosan dalam bentuk kanal distribusi," ujar Hendrisman, Rabu (7/7).


Tahun ini, Jiwasraya akan terus mengembangkan produk baru ini dengan menggandeng agen perjalanan yang lain. “Kalau dengan Raptim ini kan, wisata rohani Katolik, nanti kami akan kembangkan kerjasama dengan agen perjalanan umroh,” tandasnya.

Jiwasraya menargetkan bisa meraup premi Rp 100 miliar untuk asuransi perjalanan wisata ini. Asal tahu saja, tahun ini Jiwasraya mengincar premi Rp 3,2 triliun. "Kemungkinan sih bisa lebih, sebab premi semester I sudah mencapai Rp 1,3 triliun. Dan biasanya, pencapaian semester kedua jauh lebih besar," kata Hendrisman.

Selain asuransi perjalanan wisata ini, Hendrisman bilang, pihaknya dalam waktu dekat juga akan menggelontorkan produk baru berupa produk tradisional. "Makanya kami optimistis bisa mencapai target kami tahun ini dengan strategi inovasi produk ini,” ujarnya tanpa merinci produk baru mereka itu.

Terkait dengan investasi, Jiwasraya mengharapkan hasil investasi sampai akhir tahun bisa mencapai Rp 670 miliar. Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo mengungkapkan, hingga Juni hasil investasi perusahaan sudah mencapai Rp 300 miliar. “Dibandingkan periode yang sama tahun lalu ada kenaikan sekitar 30%,” tandasnya.

Adapun untuk dana investasi, targetnya tahun ini sebesar Rp 5,3 triliun, dengan pencapaian di semester I 2010 sebesar Rp 4 triliun. “Mayoritas masih kami tempatkan di reksadana dengan porsi 70% dari total dana kelolaan kami. Menyusul berikutnya adalah obligasi sebesar 20%, dan sisanya deposito dan saham. Untuk saham masih sangat kecil, tahun lalu saja tidak sampai 1%," tandas Hary.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa