Di Indonesia, bakso sudah menjadi makanan sejuta umat. Saking populernya makanan berkuah ini, hampir di setiap penjuru tempat, kita bisa menemukan pedagang bakso. Kendati persaingannya ketat, toh pedagang bakso tetap ramai dikerubungi pembeli. Itu juga yang mendorong Muhammad Ridho tertarik terjun ke bisnis ini. Mendirikan usaha dengan merek Bakso Gebrag November lalu, ia pun langsung menawarkan kemitraan usaha. "Saat ini, saya sudah memiliki satu mitra usaha di Kota Yogyakarta," kata pria yang membuka usaha di Kota Gudeg tersebut. Merek usaha ini menggunakan nama Bakso Gebrag lantaran juru masak yang menyajikan bakso akan menggebrak botol kecap. “Itu tanda bahwa makanan sudah siap dan kami jadikan sebagai trademark,” kata dia.
Bakso Gebrag menyediakan aneka menu bakso, seperti bakso tomat, bakso urat, bakso halus, dan bakso tahu mercon. Semua menu bakso itu dijual dengan kisaran harga Rp 9.000 sampai Rp 12.000 per porsi. Ridho menawarkan satu paket kemitraan dengan biaya investasi Rp 50 juta. Mitra akan mendapatkan peralatan masak, peralatan makan, perlengkapan gerai, bahan baku, dan renovasi tempat. Ia menargetkan, omzet mitra usaha dalam sebulan mencapai Rp 30 juta. Dengan laba bersih 40% dari omzet, proyeksi mitra bisa balik modal dalam waktu 10 bulan. Supaya target omzet dan balik modal tercapai, Ridho mewajibkan mitra menyediakan tempat usaha yang strategis. Misalnya, dekat dengan kampus atau perumahan. Ridho sendiri akan membantu mempromosikan gerai-gerai mitra usahanya melalui internet, seperti Twitter. Promosi di jejaring sosial, menurutnya, sangat cocok untuk menjangkau anak muda yang memang jadi target pasar. Dalam kerjasama ini, pusat akan memasok bahan baku pada mitra. Saban hari, mitra bisa memesan bahan baku minimal untuk 100 mangkok dengan harga Rp 2 juta. Ridho berharap bisa menggaet satu mitra setiap bulan. Ia punya mimpi, ke depan, Bakso Gebrag memiliki mitra di beberapa kota besar di Indonesia. "Tujuan kami membuka kemitraan supaya bisa ekspansi di pelbagai kota," ujarnya. Khoerussalim Ikhsan, pengamat waralaba dari Entrepreneur College, menilai Bakso Gebrag terlalu terburu-buru menawarkan kemitraan. Pasalnya, gerai ini baru dua bulan berdiri dan belum terbukti bertahan dan menghasilkan laba seperti yang dijanjikan. "Bagaimana bisa menjanjikan 10 bulan kembali modal, sementara gerainya saja belum ada yang 10 bulan," tuturnya. Ridho menyarankan, Bakso Gebrag sebaiknya mengelola dulu cabangnya dan memperbaiki sistem, menata dengan baik, dan bersabar. Setelah usaha cukup matang, baru pengelolanya menawarkan kemitraan usaha.
Untuk jenis kemitraan di luar franchise, menurut Khoerussalim, pengelola sebetulnya boleh menawarkan kemitraan kapan saja, asalkan cabangnya sudah ada yang kembali modal. "Minimal cabangnya sudah menguntungkan dan terbukti. Jangan sistemnya coba-coba, apalagi baru berdiri sudah menawarkan proposal," tuturnya. Makanya, calon mitra usaha harus berhati-hati dan mencermati kembali sebelum memutuskan bergabung. Bakso GebragJl Cempaka No 34Gejayan, YogyakartaHP: 087738333337 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri