JAKARTA. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sejak pekan lalu mulai melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap sejumlah calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2014-2017. Dalam uji kepatutan dan kelayakan tersebut sejumlah calon memberikan beberapa visi misi mereka. I Gede Oka misalnya. Dalam uji kelayakan itu dia mengatakan jika terpilih maka dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberdayakan Komite Etik dan Majelis Kehormatan BPK. Pemberdayaan komite atik dilakukan untuk menghindari praktik jual beli opini BPK. Munculnya dugaan isu jual beli opini BPK selama ini, salah satu faktornya disebabkan oleh lemahnya kinerja Komite Etik dan Majelis Kehormatan BPK. "Komite Etik dan Majelis Kehormatan akan diberdayakan seperti di KPK, di KPK ada pembocoran sprindik walau staf yang melakukan pimpinan bisa kena sanksi, itu akan saya lakukan di BPK supaya BPK bisa menjadi lembaga yang disegani," katanya di Gedung DPR, Senin (8/9).
Gede Oka: Komite etik BPK akan sama seperti KPK
JAKARTA. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sejak pekan lalu mulai melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap sejumlah calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2014-2017. Dalam uji kepatutan dan kelayakan tersebut sejumlah calon memberikan beberapa visi misi mereka. I Gede Oka misalnya. Dalam uji kelayakan itu dia mengatakan jika terpilih maka dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberdayakan Komite Etik dan Majelis Kehormatan BPK. Pemberdayaan komite atik dilakukan untuk menghindari praktik jual beli opini BPK. Munculnya dugaan isu jual beli opini BPK selama ini, salah satu faktornya disebabkan oleh lemahnya kinerja Komite Etik dan Majelis Kehormatan BPK. "Komite Etik dan Majelis Kehormatan akan diberdayakan seperti di KPK, di KPK ada pembocoran sprindik walau staf yang melakukan pimpinan bisa kena sanksi, itu akan saya lakukan di BPK supaya BPK bisa menjadi lembaga yang disegani," katanya di Gedung DPR, Senin (8/9).