Gedung bertingkat bermunculan, jasa perawatan lift makin laris



Kian menjamurnya pembangunan gedung bertingkat, menjadi lahan bisnis yang menggiurkan bagi jasa perawatan dan perbaikan lift. Maklum, alat angkut manusia dan barang dalam gedung ini butuh perawatan rutin. Pengusaha jasa ini bisa meraup omzet puluhan juta rupiah sebulan.Lift atau elevator merupakan perangkat penting dalam sebuah gedung bertingkat. Makin maraknya pembangunan gedung-gedung bertingkat di Jakarta dan kota besar lainnya, bukan hanya mendatangkan banyak permintaan alat pengangkut itu. Tapi, juga menjadi lahan bisnis nan menggiurkan bagi usaha perawatan dan perbaikan lift. Maklum, seperti perangkat elektronik lainnya, perawatan lift maupun elevator harus dilakukan secara rutin dan berkala. Perbaikan kedua perangkat itu juga membutuhkan tangan-tangan ahli yang biasa menangani lift dan elevator. Suprihatin, Manajer Operasional Xiwu Elevator Indonesia (XEI) menuturkan, jasa perbaikan dan perawatan lift dan elevator ini terus meningkat seiring pertumbuhan gedung bertingkat. "Prospek ke depannya cukup bagus," ujar Supri, sapaan akrabnyaDalam sebulan, XEI bisa melayani 20 permintaan dari pengelola gedung, baik gedung perkantoran, mal ataupun rumah sakit. "Tarif perawatan yang kami tawarkan adalah berdasarkan kesepakatan dengan pelanggan," jelasnya.Dalam usaha ini, XEI lebih fokus pada jasa perawatan lift di gedung dengan sepuluh lantai. Selain lift penumpang, pihaknya juga menerima order perawatan lift barang.Perawatan lift maupun biasanya dilakukan dua kali seminggu. Tarif jasa ini perawatan ini mulai Rp 700.000, tergantung tinggi bangunan. Dalam sebulan, XEI pun bisa mendulang omzet hingga Rp 25 juta. Pemain lain usaha perawatan lift dan elevator ini adalah Tujuh Sinergi Indonesia (TSI). Alun Nugroho, pemilik TSI telah menekuni usaha ini sejak tahun 2005.Berdasarkan pengalamannya, jasa ini banyak diburu menjelang tahun baru. "Hotel-hotel yang menjadi klien kami, banyak yang melakukan perawatan lift menjelang akhir tahun," ujarnya. Menurutnya, lift harus dirawat minimal dua kali dalam sebulan.Seperti XEI, banderol tarif jasa yang ditetapkan oleh TSI juga berdasarkan ketinggian gedung. "Misalnya, untuk gedung setinggi delapan hingga sepuluh lantai, tarifnya sekitar Rp 400.000 per lift," ujar Alun. Sayang, Alun enggan menyebut seberapa banyak permintaan yang datang kepadanya. Tapi, saban bulan, ia bisa mengantongi omzet minimal Rp 10 juta. Alun menyatakan, peluang usaha jasa ini masih terbuka lebar. Pasalnya, pemainnya masih terbatas. Sementara, permintaan jasa perawatan terus meningkat.Namun, pengusaha harus siap menghadapi kesulitan mencari spare part atau suku cadang jika mereka harus melakukan perbaikan. Pasalnya, suku cadang harus diimpor. "Pabriknya masih jarang di sini," ujar Alun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi