Gedung Putih: Objek Udara Misterius Mungkin Memiliki Tujuan yang Tidak Berbahaya



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa (14/2/2023), komunitas intelijen AS sedang mempertimbangkan kemungkinan bahwa tiga benda misterius tak dikenal yang ditembak jatuh oleh jet tempur AS terkait dengan tujuan komersial atau sebaliknya, tidak berbahaya. 

Melansir Reuters, John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat masih belum memiliki pemahaman yang kuat tentang asal-usul ketiga objek tersebut.

Dia mengatakan lebih banyak informasi yang akan diketahui jika puing-puing objek tersebut sudah dikumpulkan. Akan tetapi, sejumlah bagian puing berada di daerah yang sulit dijangkau, dua di utara yang membeku dan satu di Danau Huron. Kirby mengatakan puing-puing itu terbukti sulit untuk dipulihkan.


Dia mengatakan tidak ada indikasi bahwa ketiga benda itu terkait dengan program balon mata-mata China. 

Sebuah jet tempur AS pada 4 Februari menembak jatuh sebuah balon udara China di lepas pantai South Carolina setelah transit di Amerika Serikat.

Kirby membenarkan bahwa jet tempur yang menembak jatuh objek di atas Danau Huron meleset dengan rudal awal mendarat di danau.

Baca Juga: Apa Dampaknya Bagi Dunia Jika AS dan China Semakin Panas? Ini Jawaban Ekonom AS

Tidak ada penjelasan lain, Kirby mengatakan komunitas intelijen sedang mempertimbangkan kemungkinan bahwa ketiga objek itu bisa berupa balon "yang terkait dengan tujuan komersial atau tidak berbahaya".

Sebelumnya, China mengatakan, AS bertindak secara berlebihan. Itulah yang diutarakan oleh Kementerian Pertahanan China sebagai reaksi atas penembakan AS terhadap pesawat tak berawak China di Amerika Serikat.

Menurut Tan Kefei, Juru Bicara Kementerian Pertanahan China, negaranya berhak menggunakan cara yang diperlukan untuk menghadapi situasi serupa. Akan tetapi dia tidak merinci lebih jauh mengenai hal tersebut.

Baca Juga: China: Balon AS Masuk Tanpa Izin Lebih dari 10 Kali Sejak Awal 2022

China mengutuk keras serangan militer itu, dengan mengatakan balon itu digunakan untuk keperluan meteorologi dan ilmiah lainnya, dan telah masuk ke wilayah udara AS "secara tidak sengaja".

Balon mata-mata yang dicurigai mendorong Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk menunda kunjungan ke China minggu ini.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie