KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penyakit fisura ani menjadi pertanyaan banyak netizen belakangan ini. Apakah penyakit fisurani ani itu? Apa saja gejala dan cara mencegah fisurani ani? Dilansir dari Kompas.com, fisura anus atau fisura ani adalah luka atau robekan pada lapisan tipis dan halus di anus. Fisura ani kerap mengekspos otot di sekitar anus, yang disebut sfingter anal. Kerusakannya dapat menyebabkan otot kejang, yang dapat semakin menarik tepi celah. Kemudian, kejang menyebabkan rasa sakit dan memperlambat penyembuhan. Fisura ani dianggap akut jika baru saja terjadi atau jika mengalaminya selama kurang dari 6 minggu.
Kemudian, fisura ani dianggap kronis jika sudah lebih dari 6 minggu atau sering kambuh. Orang dewasa yang berusia antara 20 dan 40 tahun kemungkinan berisiko mengalami fisura ani. Tetapi, fisura ani dapat terjadi pada usia berapa pun, meskipun risiko umumnya turun seiring bertambahnya usia. Penyebab fisura ani Dilansir dari WebMD, fisura ani disebabkan oleh trauma atau cedera yang meregangkan saluran anus. Beberapa kondisi yang mungkin menyebabkan trauma atau cedera di anus adalah: 1. Sembelit atau buang air besar besar yang keras 2. Diare yang berkelanjutan 3. Persalinan Lebih jarang, melakukan seks anal atau memasukkan sesuatu ke dalam anus juga dapat meregangkan kulit dan menyebabkan robekan. Terlalu banyak tekanan, otot sfingter anal yang kencang, dan suplai darah yang buruk ke anus dapat menyebabkan perkembangan dan proses penyembuhan yang lambat. Meski tidak menyebabkan masalah yang lebih serius, fisura ani bisa terasa sangat tidak nyaman.
Baca Juga: Sering Terjadi Usai Melahirkan Anak Pertama, Ini Cara Mengatasi Baby Blues Gejala fisura ani Menyadur Medical News Today, Kompas.tv memberitakan sejumlah gejala fisura ani yang perlu diwaspadai sebagai berikut 1. Nyeri saat BAB Gejala yang umum terjadi pada fisura ani adalah nyeri saat BAB. Rasa nyeri yang tajam dan ada sensasi terbakar di daerah anus saat BAB bisa menjadi gejala fisura ani. Beberapa orang mungkin mengalami rasa sakit yang tajam saat membersihkan diri dengan tisu toilet. Kondisi ini bisa terjadi pada orang yang suka menunda buang air besar. Ini tentu akan memperparah rasa nyeri karena tinja akan semakin keras dan besar. Menahan BAB juga dapat berisiko mengalami sembelit. 2. BAB berdarah Luka pada anus saat BAB dapat menyebabkan keluarnya sedikit darah. Namun, karena darah yang keluar pada kasus firusa anus adalah darah segar, warnanya akan merah cerah. Darah mungkin akan terlihat pada tinja atau tisu toilet saat sedang membersihkan anus. 3. Gatal di daerah anus Sensasi gatal akibat fisura ani di daerah anus mungkin terputus-putus (sesekali) atau bisa juga terus-menerus. 4. Disuria Disuria adalah ketidaknyamanan saat buang air kecil. Namun, gejala ini lebih jarang terjadi. Sementara itu, beberapa penderita fisura ani mungkin lebih sering buang air kecil. 5. Tanda kulit Gejala fisura ani berikutnya adalah tanda kulit atau benjolan kecil kulit di sebelah robekan. Sebagian besar fisura anus tidak memerlukan perawatan ekstensif atau khusus. Selain gejala di atas, Kompas.com menyebutkan, beberapa gejala fisura ani yang umum terjadi:
- Robekan yang terlihat pada kulit di sekitar anus
- Muncul benjolan kecil kulit di sebelah robekan
- Rasa sakit di daerah anus saat buang air besar
- Terdapat garis-garis darah di tinja
- Rasa panas atau gatal di daerah anus
Komplikasi fisura ani Dilansir dari Mayo Clinic, fisura ani perlu diobati dengan tepat agar tidak menyebabkan komplikasi. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin muncul akibat fisura ani: 1. Sulit sembuh Fisura ani yang tidak membaik dalam waktu 8 minggu dianggap kronis dan mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut. 2. Kambuh Setelah mengalami fisura ani, seseorang mungkin akan mengalaminya lagi. 3. Robekan meluas ke otot-otot di sekitarnya Fisura ani dapat meluas ke cincin otot yang berfungsi untuk menahan anus tertutup. Jika demikian, fisura ani akan lebih sulit untuk sembuh. Fisura yang tidak sembuh dapat memicu siklus ketidaknyamanan yang mungkin memerlukan pengobatan atau pembedahan untuk mengurangi rasa sakitnya dan untuk atau menghilangkan fisura.
Apakah Fisura Ani dapat sembuh sendiri? Fisura ani ringan dapat diobati di rumah mempercepat penyembuhan dan meredakan gejala yang tidak nyaman. Berikut cara mengatasi gejala fisura ani seperti dilansir dari Kompas.tv
- Konsumsi makanan mengandung banyak serat seperti buah dan sayuran dan roti gandum, pasta dan nasi.
- Untuk orang dewasa usahan makan setidaknya 30g serat sehari
- Tetap terhidrasi dengan baik dengan minum banyak cairan
- Tidak menahan BAB, ini dapat menyebabkan kotoran Anda mengering dan menjadi lebih sulit untuk dikeluarkan
- Berolahraga secara teratur, setidaknya 150 menit aktivitas fisik setiap minggu
- Anda juga dapat membantu meredakan rasa sakit dengan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen.
Itulah pengertian, gejala dan cara mengatasi fisura ani. Jika sakit fisura ani berlanjut, segera hubungi dokter. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto