KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seseorang yang menderita usus buntu harus segera diobati. Agar tidak terlambat mendapatkan penanganan, Anda sebaiknya mengetahui penyebab dan gejala usus buntu. Penyakit usus buntu adalah peradangan yang terjadi pada usus buntu atau apendiks. Melansir Mayo Clinic, radang usus buntu menyebabkan rasa sakit di perut bagian kanan bawah. Baca Juga: Tidak ingin menderita asam urat di usia muda? Hindari beberapa jenis makanan ini
Gejala usus buntu
Berikut ini adalah ragam gejala usus buntu yang perlu diwaspadai:- Nyeri mendadak yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah
- Nyeri mendadak yang dimulai di sekitar pusar dan sering bergeser ke perut kanan bawah Anda
- Rasa sakit yang memburuk jika Anda batuk, berjalan atau melakukan gerakan menggelegar lainnya
- Mual dan muntah
- Kehilangan selera makan
- Demam ringan yang mungkin memburuk saat penyakit berlanjut
- Sembelit atau diare
- Perut kembung
Penyebab usus buntu
Melansir Health Line, dalam banyak kasus, penyebab usus buntu tidak diketahui secara pasti. Para ahli percaya kondisi itu disebabkan oleh penyumbatan pada usus buntu. Banyak hal yang bisa berpotensi menyumbat apendiks tersebut, termasuk:- Penumpukan kotoran yang mengeras
- Folikel limfoid yang membesar
- Benda asing
- Cacing usus atau parasite
- Cedera traumatis
- Tumor
Cara mengobati usus buntu
Melansir WebMD, radang usus buntu hampir selalu diperlakukan sebagai keadaan darurat. Operasi pembedahan untuk mengangkat usus buntu adalah pengobatan standar untuk hampir semua kasus usus buntu. Umumnya, jika dokter mencurigai seseorang menderita radang usus buntu, mereka akan segera menghilangkannya untuk menghindari pecah. Jika pasien memiliki abses, mereka mungkin mendapatkan dua prosedur, yakni untuk mengeringkan abses nanah dan cairan, dan yang berikutnya untuk mengeluarkan apendiks. Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengobati radang usus buntu akut dengan antibiotik dapat membantu menghindari operasi.Proses operasi usus buntu
Sebelum usus buntu dikeluarkan, pasien biasanya akan diminta minum antibiotik untuk melawan infeksi. Pasien biasanya akan mendapatkan anestesi umum, yang berarti akan tertidur untuk prosedur operasi. Dokter mengeluarkan usus buntu melalui potongan sepanjang 4 inci atau dengan alat yang disebut laparoskop (alat mirip teleskop tipis yang memungkinkan dokter melihat kondisi di dalam perut pasien). Prosedur ini disebut laparoskopi. Jika pasien menderita peritonitis, ahli bedah juga akan membersihkan perut dan mengeringkan nanah. Pasien biasanya baru dapat bangun dan bergerak dalam waktu 12 jam setelah operasi. Sementara, pasien pascaoperasi usus buntu dapat kembali ke rutinitas normal kurang lebih membutuhkan waktu 2-3 minggu. Namun, jika pasien memilih tindakan laparoskopi, pemulihan mungkin akan lebih cepat. Setelah operasi usus buntu, hubungi dokter jika Anda memiliki:- Muntah yang tidak terkontrol
- Nyeri perut meningkat
- Pusing atau merasa ingin pingsan
- Ditemukan darah saat muntah atau kencing
- Peningkatan rasa sakit dan kemerahan di perut yang diperasi
- Demam
- Nanah di luka
- Komplikasi usus buntu