Jakarta. Demam berdarah dengue (DBD) kembali mewabah di sejumlah wilayah Indonesia. Ciri penyakit yang dibawa nyamuk Aedes Aegypty ini adalah demam tinggi dan ruam (bintik merah) pada kulit. Kebanyakan orang dengan demam berdarah, akan sakit selama sekitar 10 hari dan dengan pengobatan yang tepat akan sembuh.
Nyamuk betina penyebar virus dengue, tidak seperti kebanyakan nyamuk jenis lain, bisa menggigit kapan saja sepanjang hari. Nyamuk ini berkembang biak dalam cuaca hangat dan lembab dan pada genangan air. Inilah sebabnya mengapa jumlah kasus DBD meningkat selama musim hujan. Lalu bagaimana DBD pada bayi dan balita, apakah sama dengan yang terjadi pada orang dewasa? Berikut gejala DBD pada bayi dan balita menurut situs Lancaster Pediatric Assc (Lancped.com) dan Babycenter.com: DBD pada bayi dan balita biasanya dimulai dengan gejala demam tinggi, pilek, batuk dan ruam pada kulit, nyeri di belakang mata dan persendian, sakit di bagian punggung dan sakit kepala. DBD juga bisa menyebabkan anak kehilangan selera makan, mual dan muntah. Demam tinggi bisa datang dan pergi selama seminggu Setelah demam awal, beberapa anak mungkin akan menunujukkan gejala yang lebih parah berupa tanda-tanda perdarahan, seperti:
- Bercak merah
- Perdarahan dari hidung, mulut, atau gusi
- Muntah darah
- Kotoran terlihat seperti tar hitam
- Sakit perut parah
- Muncul tanda-tanda syok, misalnya tekanan darah turun dengan cepat
Demam yang tidak diobati bisa berkembang menjadi demam berdarah dengue (DBD) yang dapat menyebabkan perdarahan, gagal hati, kejang dan bahkan kematian. Kebanyakan penderita demam berdarah akan merasa sangat lemah dan dapat berlangsung selama beberapa waktu, walau penderita sudah dinyatakan sembuh. (Lily Turangan) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto