JAKARTA. Suhu politik di kawasan Timur Tengah yang memanas berdampak pada kinerja ekspor ban tahun ini. Pasalnya, selain ke Amerika Serikat dan Eropa, Timur Tengah menjadi salah satu tujuan utama ekspor ban. Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane menuturkan, Timur Tengah menjadi salah satu negara tujuan ekspor ban terbesar di luar Eropa dan Amerika Serikat. Sehingga, gejolak yang terjadi di Mesir memberikan dampak signifikan bagi ekspor ban dari Indonesia. Pasalnya, "Hampir 30% pasar ban di Mesir diimpor dari Indonesia," katanya. Meski belum memiliki data rinci penurunan ekspor ban ke Mesir, namun dampak situasi politik di Mesir sudah mulai dirasakan oleh produsen ban di dalam negeri. "Sekitar satu bulan atau dua bulan terakhir, ekspor sudah terasa menurun," ujar Aziz.
Bahkan, Aziz khawatir jika kondisi di Mesir semakin memanas, dampaknya terhadap ekspor ban bakal lebih besar. Pasalnya, selain menjadi pasar ekspor, Mesir juga sering menjadi hub alias terminal transit untuk memasarkan ban ke negara sekitarnya. Dengan berbagai tantangan ini, Aziz memprediksi ekspor ban hingga akhir tahun 2013 kurang begitu bergairah. Sebagai gambaran, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, ekspor ban hanya mencapai US$ 556,68 juta atau turun 19,9% ketimbang periode yang sama tahun lalu.Beberapa produsen ban pun mencatatkan penurunan ekspor selama semester-I 2013. Pada semester I-2013, PT Gajah Tunggal Tbk mencatatkan penjualan bersih Rp 6,12 triliun, turun ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 6,36 triliun. Dari jumlah itu, penjualan ekspornya hanya sebesar Rp 1,89 triliun, turun 17,3% ketimbang semester I-2012. Kondisi serupa dialami PT Multistrada Arah Sarana Tbk yang mencatatkan ekspor US$ 120,8 juta selama semester I-2013. Angka ini turun 5,5% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, akibat lesunya pasar ekspor, PT Goodyear Indonesia Tbk juga harus mengubah porsi penjualan bannya. Jika semula porsi penjualan ban Goodyear sekitar 70% untuk ekspor dan 30% untuk pasar domestik, tahun ini, porsi penjualan Goodyear sekitar 60% untuk ekspor dan 40% untuk pasar domestik. "Pergeseran porsi penjualan ini didorong oleh pertumbuhan pasar domestik yang cukup besar," jelas Wicaksono, GeneralCorporate and Marketing Communication PT Goodyear Indonesia Tbk, beberapa waktu lalu. Hingga semester I-2013, Goodyear mencatatkan penjualan bersih US$ 101,66 juta, turun 5,31% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah ini, penjualan ekspor sebesar US$ 48,26 juta, turun 14% ketimbang semester I-2012.
Meski penjualan lesu, namun Goodyear terus berinovasi untuk tetap mempertahankan penjualan. Managing Director Goodyear Indonesia, Allan Aloi bilang, salah satu upaya Goodyear adalah dengan meluncurkan teknologi ban bias New Generation yang memungkinkan konsumen menggunakan ban lebih efisien. Menurut Allan, ban bias New Generation ini akan diekspor ke beberapa negara di ASEAN, antara lain ke Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Thailand. Selain diproduksi di Indonesia, ban jenis bias dengan teknologi baru ini juga diproduksi di pabrik milik di Malaysia dan Thailand. Selain melakukan inovasi, Goodyear juga terus meningkatkan pelayanan pada konsumen dengan menambah jumlah gerai (outlet) baru. Tahun ini, GDYR berniat menambah 10 outlet baru lewat beberapa strategi. Di antaranya, dengan meningkatkan kualitas layanan outlet dari SentraServis menjadi Auto Care. Hingga Agustus 2013, Goodyear sudah merealisasikan tujuh gerai baru. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi