JAKARTA. Tingginya ketidakpastian global memicu sepinya lelang surat utang negara (SUN), Selasa (29/9). Dalam lelang ini, pemerintah hanya menerima permintaan Rp 8,25 triliun. Pemerintah juga hanya memenangkan lelang senilai Rp 1,55 triliun. Nilai tersebut jauh di bawah target indikatif yang ditetapkan semula sebesar Rp 8 triliun hingga Rp 12 triliun. Seri FR0053 yang akan jatuh tempo 15 Juli 2021 menerima permintaan paling banyak sebesar Rp 2,99 triliun. Yield tertinggi yang masuk sebesar 10% sedangkan yield terendah 9,55%.
Kemudian, seri FR0056 mengalami permintaan Rp 2,67 triliun. Yield tertinggi yang masuk sebesar 10,15% dan terendah 9,8%. Sedangkan seri FR0073 menerima permintaan sebesar Rp 1,51 triliun. Yield tertinggi yang masuk sebesar 10,2% dan yield terendah sebesar 9,77%. Serta SPN12160708 mengalami permintaan Rp 1,08 triliun dengan yield tertinggi 10,25% dan terendah yang masuk sebesar 7,3%. Dari empat seri yang ditawarkan, pemerintah hanya menyerap dua seri. Yakni, seri SPN12160708 yang dimenangkan Rp 550 miliar dengan yield rata-rata tertimbang yang 7,97% dan yield tertinggi 8,25%. Serta seri FR0073 dengan nominal Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 9,8% dan yield tertinggi 9,87%. Analis Sucorinvest Central Gani Ariawan mengatakan masih tingginya ketidakpastian volatilitas pasar global mempengaruhi investor tak terlalu agresif. Investor juga mengajukan permintaan yield tinggi seiring naiknya yield di pasar sekunder. "Investor masih cenderung
wait and see sehingga permintaan lelang juga tidak terlalu besar," ujar Ariawa, Selasa (29/9). Di sisi lain, rendahnya penyerapan pemerintah disebabkan oleh target penerbitan surat berharga negara (SBN) tahun ini yang telah mencapai Rp 395 triliun atau sekitar 88% dari target penerbitan si 2015. Analis Millenium Danatama Indonesia mengatakan lelang ini menjadi permintaan investor terendah sepanjang tahun ini. Demikian juga dengan penyerapan yang dilakukan pemerintah menempati posisi paling minim. "Saya pikir langkah pemerintah untuk menyerap dana minimal tepat karena yield terus melambung," kata Desmon.
Dalam lelang SUN Selasa (15/9) sebelumnya, pemerintah menerima permintaan sebesar Rp 8,4 triliun dan memenangkan sebesar Rp 5,2 triliun. Dia memperkirakan yield obligasi akan berangsur turun. Pemicunya, pemerintah dan Bank Indonesia akan masuk melakukan intervensi ke pasar obligasi. "Selain itu, rilis data inflasi September dan paket ekonomi lanjutan akan memberikan dampak positif terhadap penurunan yield," ujar dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto