Gejolak IHSG Belum Reda, Ini Saham Lapis Kedua & Ketiga Pilihan Jelang Semester II



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terjun ke level 6.800-an. Gejolak pasar yang belum mereda membawa peluang bagi saham lapis kedua dan lapis ketiga untuk unjuk gigi.

IHSG sedang parkir di area 6.831,56 usai ditutup melemah 0,27% pada perdagangan Kamis (13/6). Ketika mayoritas indeks saham terjun, IDX SMC Composite dan IDX SMC Liquid mampu mendaki, yang masing-masing naik 0,20% dan 0,37%.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham MAPA, SIDO, dan WIFI Untuk Perdagangan Jumat (14/6)


Pada waktu yang sama, indeks saham papan akselerasi menguat 3,05%. Sementara indeks saham papan pengembangan turun tipis 0,09%.

Performa indeks yang identik dengan saham lapis kedua dan ketiga tersebut lebih apik ketimbang kinerja indeks saham blue chip.

Tengok saja LQ45 dan IDX30 yang masih belum keluar dari tekanan, masing-masing merosot 0,49% dan 0,43%. Sedangkan indeks saham papan utama menyusut 0,26%.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus mengamati dalam goncangan pasar saat ini saham blue chip maupun saham lapis kedua dan ketiga tetap rawan tekanan.

Hanya saja, pergerakan saham lapis kedua dan ketiga cenderung lebih stabil ketimbang saham blue chip.

Baca Juga: Wall Street: Nasdaq dan S&P 500 Catat Rekor Penutupan Tertinggi untuk Hari ke-4

Alasannya, saham blue chip lebih rentan terpapar tekanan dari posisi capital outflow investor asing.

"Karena partisipasi investor asing di saham lapis kedua dan ketiga tidak besar dibandingkan dengan saham blue chip," ungkap Daniel kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).

Analis Stocknow.id Muhammad Thoriq Fadilla menambahkan, ketika saham blue chip mengalami tekanan jual cukup tinggi, saham lapis kedua dan ketiga akan menunjukkan potensi sebagai alternatif yang menarik bagi investor.

"Saham lapis kedua dan ketiga memiliki harga yang cenderung lebih terjangkau sehingga diminati di tengah pelemahan IHSG," ungkap Thoriq.

Namun, dia mengingatkan agar pelaku pasar harus tetap selektif dengan mempertimbangkan sejumlah faktor. Terutama dari sisi likuiditas, dan secara teknikal memilah saham-saham yang tren kenaikan harganya konsisten.

"Perlu diwaspadai juga volatilitas yang cukup tinggi," imbuh Thoriq.

Editor: Yudho Winarto