KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ancaman krisis global, kondisi ekonomi Indonesia dinilai masih punya daya tahan. Di sektor pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak stabil pada pekan ini. Setelah ditutup di zona hijau selama tiga hari beruntun, IHSG turun tipis 0,08% ke posisi 6.951,12 pada perdagangan Jum'at (29/7). Hari ini, IHSG dibuka menguat dan sempat kembali menembus level di atas 7.000. Imbas dari kenaikan tingkat suku bunga The Fed di Amerika Serikat (AS) masih dapat ditahan dengan katalis dari dalam negeri. Musim rilis laporan keuangan emiten semester I-2022 sejauh ini menunjukkan hasil yang positif.
Meski begitu, Ekonom Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty memberikan catatan. Menurutnya, risiko resesi dan stagflasi beserta ancaman ketahanan pangan dan energi global tetap menjadi faktor yang mesti diwaspadai.
Baca Juga: IHSG Merosot 0,08% ke Level 6.951, Saham JPFA, MIKA dan GOTO Jadi Top Losers di LQ45 Sejauh ini, Telisa melihat, Indonesia cukup mampu memanfaatkan momentum di tengah transisi pandemi dan kekhawatiran krisis global yang masih menghantui. Posisi Indonesia masih terbilang apik dibandingkan goncangan ekonomi di beberapa negara. Ia membeberkan sejumlah katalis positif yang mendorong peluang investasi di Indonesia tetap menarik di sisa tahun ini. Dorongan terutama datang dari tingginya harga komoditas dan masih kuatnya fundamental ekonomi. Selain itu, pandemi covid-19 di Indonesia juga terkendali, serta adanya antisipasi kebijakan dari otoritas terkait yang direspons positif. "Kita juga Presidensi G20, kepercayaan dari negara-negara dan lembaga global kepada Indonesia. Juga ada peluang dari tren digitalisasi dan energi baru terbarukan," kata Telisa dalam acara Emiten Talk yang digelar pada Kamis (28/7). Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza C. Suryanata menambahkan, daya tahan Indonesia membuat gejolak di pasar saham masih terkendali dibandingkan banyak negara di Asia. Harga komoditas yang masih di level tinggi mampu menjadi lokomotif penggerak. Faktor eksternal dan internal, termasuk mengenai kebijakan suku bunga, akan mewarnai gerak pasar pasa semester kedua ini. "Sektor-sektor yang buat kami masih menarik antara lain di pertambangan dan energi," kata Liza. Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) masih menahan tingkat suku bunga di 3,5%. Sedangkan The Fed sudah empat kali mengerek suku bunganya di tahun ini. Terbaru, ada kenaikan di level 75 basis poin (bps) pada tengah pekan ini. Praktisi pasar modal Hans Kwee melihat ada optimisme pelaku pasar bahwa dengan kenaikan bunga The Fed 75 bps tersebut, selanjutnya The Fed tidak terlampau agresif lagi mengerek suku bunga di tahun ini. "Kemudian menyebabkan pasar cukup optimis, makannya pasar kita berjalan cukup baik saat ini," sebutnya. Di sisi lain, Johanes Soetikno selaku fund manager representative memandang, Indonesia masih menarik sebagai tujuan investasi. Hanya saja, perlu ada kampanye yang lebih gencar lagi untuk memperkenalkan posisi strategis Indonesia di ranah global. Begitu juga dari sisi industri keuangan dan pasar modal. Pelaku industri dan emiten dinilai perlu menyajikan menu yang lebih komprehensif supaya bisa menarik lebih banyak aliran dana dari investor asing masuk ke bursa Indonesia. Dari sisi emiten, PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK) optimistis bisa meraih kinerja yang memuaskan pada tahun ini. Emiten yang bergelut di bisnis food and beverage (F&B) restoran ini pun akan gencar menggelar ekspansi. Direktur Champ Resto Indonesia Christopher Supit menyampaikan, pihaknya melihat potensi pasar yang menjanjikan untuk menambah gerai di luar Pulau Jawa maupun kota-kota tier dua di Jawa. Sejak melantai di bursa saham (IPO) Februari 2022 lalu, ENAK pun terus melebarkan sayap bisnisnya. Sepanjang semester pertama, setidaknya ada 20 gerai baru yang dibuka. Ekspansi akan terus berlanjut di sisa tahun ini. "Biasanya kalau di semester kedua bisa lebih banyak (menambah gerai)," ujar Christopher. Sebagai informasi, Champ Resto Indonesia punya enam brand restoran milik sendiri dengan beragam segmen dan fokus produk. Yakni Raa Cha, Gokana, BMK, Platinum, Chopstix, dan Monsieur Spoon. Gokana, Raa Cha dan Monsiuer Spoon menjadi andalan menyokong pendapatan. Saat akan menggelar IPO, Champ Resto Indonesia mengoperasikan sebanyak 273 outlet yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Sekitar 88% dari total outlet berlokasi di Jawa. Kinerja Champ Resto Indonesia pun mengalami pertumbuhan signifikan. Dalam laporan keuangan interim yang terbit di Harian Kontan Jum'at (29/7) ini, sepanjang enam bulan pertama 2022 ENAK mencetak penjualan bersih sebesar Rp 625,01 miliar.
Realisasi penjualan ENAK meningkat 56,15% dibandingkan raihan Semester I-2021. ENAK pun mampu membalikkan kinerja dengan mencetak laba periode berjalan sebesar Rp 42,92 miliar pada Semester I-2022, berbalik dari rugi Rp 4,55 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Christopher pun optimistis pada akhir tahun 2022 nanti ENAK bisa melebihi kinerja seperti sebelum masa pandemi covid-19. "Kami optimistis akan melewati dari 2019," imbuhnya.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi Tipis 0,08% ke Level 6.951 pada Penutupan Perdagangan Jumat (29/7) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat